Meulaboh (Antaranews Aceh) - Kepala Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Aceh Barat, Safrizal minta penyuluh terus berinovasi dalam menciptakan bibit unggul agar memberi nilai tambah bagi masyarakat dan petani.
"Ketika ada satu produk inovasi itu berhasil, tentunya akan memberi keuntungan bagi petani yang menerapkan teknologi hasil kajian dari penyuluh tersebut," kata Safrizal, di Meulaboh, Jum`at.
Ia berkata, para penyuluh telah menunjukkan kebolehannya dalam melakukan inovasi, menciptakan tunas atau bibit tanaman unggul melalui perlombaan sambung pucuk, stik, okulasi dan cangkok pada kegiatan Jambore Pertanian ke - 2 se Aceh baru baru ini.
Metode yang dilakukan oleh para penyuluh tersebut, diharapkan bisa diaplikasikan oleh petani dan masyarakat untuk menghasilkan bibit unggul, sebab yang dilakukan oleh para penyuluh sudah teruji dengan nilai tambah yang lebih mengungtungkan.
"Kalau petani menerapkan cara ini untuk memperoleh bibit, pasti bakalan lebih murah dan kualitas serta kuantitas tanaman lebih terjamin. Kemudian kita harapkan juga tidak terhenti di situ saja, tetapi terus dikembangkan di tengah masyarakat," ujarnya.
Selain itu, kata Safrizal, banyak instrumen baru dari hasil kajian penyuluh pertanian yang muncul, tetapi belum begitu efektif digunakan, hal itu terungkap saat seminar nasional dan temu profesi bertema "Meningkatkan Kopetensi Penyuluh Melalui Petani Mandiri".
Lebih lanjut disampaikan, banyak tanaman buah yang secara ekonomi saat ini saat menjadi incaran pasar lokal, terutama seperti buah durian. Penyuluh harus mampu menciptakan bibit unggul yang bisa menghasilkan dari pohon durian yang ada saat ini.
Walau pun telah ada kajian dan jenis bibit unggul yang telah beredar di pasar selama ini, akan tetapi harganya menurut Safrizal, belum begitu memihak ke petani dan hasilnya pun belum begitu maksimal sehingga peluang bisnis dalam penyediaan bibit unggul itu.
"Untuk harga satu bibit durian unggul yang telah ada disejumlah penangkaran di Aceh Barat dan sekitarnya, itu paling murah dibandrol berkisar Rp150 ribu. Harga ini menurut saya masih tergolong tinggi," jelasnya.
Kadistan minta penyuluh pertanian terus berinovasi
Jumat, 9 November 2018 20:42 WIB