Banda Aceh (Antaranews Aceh) - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) setempat menyebut, satelit tidak mendeteksi titik panas yang menjadi indikasi kebakaran hutan dan lahan, yang kini sedang berlangsung di wilayah Aceh Barat.
"Pagi ini, satelit tak menemukan titik panas di Aceh," kata Kepala Seksi Data dan Informasi BMKG Stasiun Meteorologi Blangbintang Aceh, Zakaria Ahmad di Aceh Besar, Rabu.
Ia melanjutkan, dalam memantau titik panas dan titik api pihaknya menggunakan tiga satelit, yakni Terra, Aqua, dan Suomi NPP dengan menggunakan teknologi sensor modis yang melintasi wilayah Indonesia.
Dari sensor?modis terpasang di ketiga satelit tersebut mampu memberikan gambaran terkait lokasi atau wilayah yang sedang mengalami kebakaran hutan dan lahan.
Secara otomatis satelit akan mendeteksi anomali suhu panas dalam luasan satu kilometer persegi di suatu lokasi permukaan bumi lebih dari satu kali observasi dalam satu hari.
"Cuma satu titik panas terpantau di Sumatera, yakni di Riau. Kemungkinan terhalang gumpalan awan, sehingga satelit tidak bisa bekerja maksimal," tegas Dadek.
Kemarin dilaporkan, seluas enam hektare lahan gambut yang tersebar di kawasan Desa Lapang dan Desa Leuhan, Kecamatan Johan Pahlawan, Meulaboh, Kabupaten Aceh Barat, Selasa (29/1) malam terbakar.
Hingga pukul 22.00 WIB malam kebakaran yang membakar lahan milik warga di kawasan ini masih belum berhasil dipadamkan.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Aceh Barat hingga jelang tengah malam terus bersiaga di sekitar lokasi kebakaran lahan dengan mengerahkan?empat unit armada pemadam kebakaran di sekitar rumah warga di kawasan Desa Suak Raya, Meulaboh.
"Kami siaga di dekat rumah masyarakat, karena titik kebakaran hutan dan lahan sangat jauh ke dalam hutan dan kebun warga," kata relawan RAPI Aceh Barat, Teuku Raja Samidan.
BMKG: satelit tidak deteksi titik panas di Aceh Barat
Rabu, 30 Januari 2019 13:15 WIB