Banda Aceh (ANTARA) - Aksi Cepat Tanggap (ACT) Aceh mengajak masyarakat terutama yang tinggal di provinsi paling barat Indonesia tersebut membantu seseorang anak bernama Firlyna Zailin (7), penderita penyakit kelumpuhan otak yang berakibat kedua kakinya lumpuh.
"Selama ini biaya pengobatan Firly ditanggung Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Kesehatan. Tetapi biaya untuk membeli alat bantu gerak, dan beberapa jenis obat lainnya tidak ditanggung," ucap Kepala ACT Cabang Aceh, Husaini Ismail di Banda Aceh, Senin.
Ia mengaku, pihak keluarga telah membuat di berbagai media sosial untuk menjaring donasi dari para dermawan. Konten-kontennya berisi rangkaian foto perjalanan perjuangan mereka berikut disertai dengan penjelasan di foto-foto Firlyna Zailin yang berisi pesan penyemangat putri dari pasangan Zainal Abidin (30), dan Ega Feliza Rizki (26).
Oleh karena itu, ACT Aceh mengajak seluruh pihak dan berbagai elemen masyarakat baik yang tinggal di Aceh maupun luar provinsi ini untuk membantu seikhlas hati keluarga Zainal demi kesembuhan buah hatinya.
"Bagi anda yang ingin medonasikan bantuan dapat melalui Kitabisa di link https://www.kitabisa.com/bantufirlysembuh, atau ke nomor rekening Bank Aceh Syariah 010 0193 000 9205 atas nama Aksi Cepat Tanggap," katanya.
"Bisa juga dengan menghubungi ACT Aceh di nomor 082283269008 atau diantarkan langsung ke Kantor ACT Aceh," tegas Husaini.
Zainal Abidin mengaku, perasaan hatinya bagai tersayat sembilu, kala melihat anak kandungnya Firlyna Zailin menahan rasa sakit hingga menangis. Tetapi kini anaknya serius menjalani berbagai terapi atas kakinya yang lumpuh.
Ia menceritakan, ketika usia anak kandungnya berusia 17 bulan, Firly mengidap cerebal palsy atau gangguan gerakan, otot, dan postur yang disebabkan oleh cedera atau perkembangan abnormal pada bagian otak.
Gangguan ini membuat kaki Firly menekuk, dan kesakitan bila diluruskan. Akibatnya, bila anak ini berjalan harus dilakukan dengan cara merangkak. Sedangkan ketika tidur, ia masih harus menekuk kakinya agar tidak kesakitan.
"Sejak usia 17 bulan itu pula, Firly menjalani terapi sampai operasi pemasangan pen gibs. Tak jarang, ia menangis kesakitan selama menjalani proses tersebut. Namun dihadapan dia, kami mencoba untuk terlihat tegar," tuturnya.
"Bila ada tugas di sekolah, ia yang kini duduk di bangku Kelas 1 SD Negeri 25 Banda Aceh, berusaha untuk mengumpulkan sendiri ke meja gurunya," kata Zainal.
Firly yang lahir pada 6 Februari 2012, memiliki tempat tinggal di Jalan SM Raja, Lorong Tgk Dilepeu, Dusun Tgk Dileu, Gampong (desa) Mulia, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, Aceh.
"Akhir Maret lalu, anak pertama dari dua bersaudara ini bersama keluarga mereka mengunjungi Kantor ACT Aceh di Gampong Keuramat, Banda Aceh. Zainal yang berprofesi pengemudi ojek berjaringan ini, menceritakan sejak 2012 hingga 2019 Firly menjalani pengobatan terapi di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUDZA), Banda Aceh," ujar Humas ACT Aceh, Zulfurqan.
Ia mengatakan, tetapi selama dua tahun dari 2017 hingga 2018, Firly menjalani pengobatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo di Jakarta berdasarkan rujukan dari RSUDZA.
"Mereka menghemat uang sebisa mungkin, karena biaya transportasi sangat besar untuk keluarga berjumlah empat orang. Pernah juga suatu saat, mereka membeli nasi goreng yang baru diketahui sudah basi ketika sudah dibeli. Mereka tetap memakan, demi mengganjal perut lapar," katanya.
ACT Aceh ajak masyarakat bantu seorang anak lumpuh otak
Senin, 8 April 2019 20:13 WIB