Kendala di lapangan medannya cukup menantang, terlebih kondisi tanah memang gambut dan mineral
Pontianak (ANTARA) - Satgas Kebakaran Hutan dan Lahan Kota Singkawang, Kalimantan Barat mengharapkan bantuan helikopter pengebom air (water bombing) untuk proses pemadaman lahan di kota itu yang terus meluas.

"Dalam enam hari melakukan pemadaman, kami sudah melakukan koordinasi dengan Kepala BPBD Singkawang untuk memohon agar pemadaman bisa dilakukan dengan Water Bombing. Namun kondisi di Kalbar memang cukup pekat asapnya, sehingga Heli masih fokus melakukan pemadaman di Pontianak, Mempawah dan Kubu Raya," kata Kepala Daops Manggala Agni Singkawang, Yuyu Wahyudin, di Kalbar, Kamis.

Dia mengatakan, sejak sepekan terakhir sampai Kamis sore sekitar 12 hektare lahan di Kelurahan Sagatani, Kecamatan Singkawang Selatan sudah terbakar.

Pemadaman pun masih dilakukan Satgas Gabungan Karhutla karena dikhawatirkan api masih hidup, lantaran lahan yang terbakar merupakan tanah gambut dan mineral.

"Kendala di lapangan memang medannya cukup menantang, terlebih kondisi tanah memang gambut dan mineral. Jadi ini yang menjadi tantangan kita," katanya.

Manggala Agni, ketika melakukan pemadaman sudah sesuai SOP, mulai dari perencanaan, size up hingga pemadaman, ujarnya. 

"Saya juga mengimbau agar masyarakat tidak membuka lahan dengan cara dibakar, terlebih sekarang ini musim kemarau," pesannya.

Apalagi kinerja Manggala Agni Singkawang yang wilayah kerjanya meliputi Sing Bebas (Singkawang, Bengkayang dan Sambas)  dituntut untuk lebih profesional dan inovatif.

Manggala Agni Singkawang, ujarnya, sudah mendapatkan bantuan drone dari Direktorat KLHK.

"Bantuan drone ini untuk memantau titik api dalam melakukan ground checking, memonitor luas areal kebakaran hutan maupun lahan," jelasnya.

Personel yang ada di Manggala Agni Singkawang masih sangat terbatas, tetapi, dengan adanya  drone ini pengamatan dari ketinggian bisa diatasi  serta  luas areal hutan maupun lahan yang terbakar bisa dikalkulasi.

"Manfaatnya sangat terasa sekali, karena sewaktu kejadian Karhutla di Mayasofa, kita sangat kesulitan mencari lokasi asap. Namun, sewaktu kita terbangkan drone, rupanya posisi asap ada di sebelah kiri kita. Barulah kita temukan areal kebakarannya dan langsung menuju ke lokasi tersebut," katanya.


Baca juga: Lapan identifikasi 608 titik panas di seluruh Indonesia
Baca juga: Pontianak siapkan 35 ribu masker antisipasi asap karhutla

 

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019