Jakarta (ANTARA) - Kementerian Komunikasi dan Informatika akan melakukan survei untuk mengukur kemampuan digital yang dimiliki jajaran aparatur sipil negara (ASN) seiring dengan tantangan yang dihadapi dalam pelayanan kepada masyarakat pada era digital.

"Ini sekarang baru akan dilaksanakan ICT ASN Index. Semacam survei untuk semua ASN tentang kemampuan digital," kata Sekretaris Jenderal Kemenkominfo Rosarita Niken W. di Jakarta, Kamis.

Hal itu disampaikannya usai diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 bertema "Menimbang Talenta ASN: Siapkah Hadapi Era Digital" di Kantor Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.

Dari pemetaan itu, akan diketahui kapasitas dan kemampuan ASN dalam penguasaan teknologi digital, termasuk mana yang mahir, memiliki kemampuan standar, maupun yang buta teknologi.

Jadi, kata dia, dari hasil ICT ASN Index itu bisa membantu dalam menyusun strategi untuk peningkatan kapasitas ASN di seluruh Indonesia, khususnya dalam kemampuan teknologi.


Baca juga: Kemampuan SDM di era digital jadi tantangan dunia korporasi

Baca juga: Menkominfo minta ANTARA terus kembangkan kemampuan digital


Untuk mengukur kemampuan teknologi, kata dia, sebenarnya sudah ada beberapa pengategorian, yakni pengetahuan dasar, menengah, dan advance.

Menurut Rosarita, telah diselenggarakan Reform Leader Academy (RLA) angkatan 18 yang menyiapkan alat dan perangkat untuk membuat survei indeks digital ASN.

"Jadi, ini memang baru dimulai dan dipelopori oleh adik-adik LRA 18 ini," katanya.

Seiring dengan itu, Kemenkominfo juga sudah punya program Siber Kreasi untuk meningkatkan kemampuan digital masyarakat di perdesaan yang bekerja sama dengan kurang lebih 100 komunitas.

Program Siber Kreasi, kata dia, merupakan literasi digital kepada masyarakat umum dengan cara berbagi pengetahuan mengenai manfaat dari teknologi digital serta bagaimana menggunakan internet secara sehat dan aman.

Mengenai akses internet, kata dia, Kemenkominfo saat ini sudah membuat tol langit melalui Palapa Ring yang sudah mampu melayani sektor barat dan tengah itu sebesar 100 persen, sementara sektor timur pada posisi 94 persen.

"Jadi, untuk wilayah tertinggal, terdepan, dan terluar di Indonesia (3T) sudah bisa terlayani walaupun tidak 100 persen. Akan tetapi, secara infrastruktur, backbone-nya itu sudah dibangun oleh Kemenkominfo," kata Rosarita.

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: D.Dj. Kliwantoro
Copyright © ANTARA 2019