Jika jamaah kondisi kesehatannya menurun segera berobat ke puskesmas terdekat dengan menunjukkan surat kesehatannya
Boyolali (ANTARA) - Perkembangan kondisi kesehatan jamaah haji setiba di Tanah Air hingga daerah masing-masing tetap dipantau untuk mengantisipasi terbawanya suatu penyakit ke Indonesia, kata Sekretaris Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan RI Ahmad Yulianto.

"Pemantauan jamaah haji sejak awal kedatangan, dan setibanya di debarkasi, suhu tubuhnya langsung dipantau dengan alat thermo scanner," katanya di sela penyambutan kedatangan jamaah haji Debarkasi Surakarta, di Asrama Haji Donohudan Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah, Minggu.

Pemerintah Indonesia tidak ingin kecolongan terhadap masuknya suatu virus atau penyakit ke Tanah Air melalui jamaah haji sehingga, setiap haji yang tiba di Tanah Air akan terus dipantau kesehatannya.

Dia menjelaskan setelah jamaah haji sampai di daerah masing-masing, kondisi kesehatannya dalam pengawasan hingga 14 hari ke depan.

Pihaknya meminta seorang haji yang merasa ada gangguan kesehatan dalam kurun waktu tersebut segera memeriksakan diri ke puskesmas terdekat.

Meskipun seorang haji setiba di Tanah Air dalam kondisi sehat, tetapi secara keseluruhan masih dalam pemantauan petugas kesehatan di puskesmas selama 14 hari ke depan.

"Jika jamaah kondisi kesehatannya menurun segera berobat ke puskesmas terdekat dengan menunjukkan surat kesehatannya," katanya.

Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin yang menyambut kedatangan jamaah haji di Debarkasi Surakarta itu, mengatakan pihaknya mengajak jamaah haji untuk menebar kebaikan sepulang dari Tanah Suci.

Selain itu, kata dia, mereka harus tetap menjaga kebersamaan dan meningkatkan toleransi.

"Jamaah selama berhaji pasti ada kebersamaan, bukan saja bersama kloternya, tetapi juga satu pemondokan. Kebersamaan di Tanah Suci itu, dibawa dan disampaikan kepada masyarakat, sangat penting untuk kelancaran untuk membangun Indonesia maju dan unggul," kata dia.

Ketua Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Surakarta Farhani mengatakan dalam penyelenggaraan haji tahun ini, jamaah resiko tinggi meningkat menjadi sekitar 75 persen dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

Namun, jumlah anggota jamaah Debarkasi Surakarta yang wafat mengalami penurunan hingga sekitar 35 persen.

Hal itu, katanya, karena salah satu adanya peningkatan pelayanan yang dilakukan oleh petugas PPIH tahun ini.

"Jamaah risti (risiko tinggi) meningkat ini, tentunya butuh pelayaan yang maksimal dengan bekerja ekstra ," katanya.

PPIH Debarkasi Surakarta pada hari pertama menerima pemulangan jamaah haji tiga kloter, yakni 1 asal Sukoharjo sebanyak 360 orang yang tiba di Bandara Adi Soemarmo Boyolali pada pukul 10.45 WIB, kloter 2 (Sukoharjo) sebanyak 360 orang pada pukul 18.20 WIB, dan kloter 3 (Sukoharjo dan Karanganyar) sebanyak 360 orang, sekitar pukul 19.10 WIB.

Baca juga: Jamaah haji asal Sukoharjo tiba bandara Adi Soemarmo
Baca juga: PPIH Pantau Ketat Kesehatan Jamaah Haji

 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2019