Jakarta (ANTARA News) - Ketua Komite Olahraga Federasi Bulutangkis Dunia (BWF) Anne Smilie akan meminta maaf menyusul protes sejumlah tim yang bermain duakali dalam putaran final Piala Thomas dan Uber yang akan dimulai Minggu (11/5). "Itu hanya miskomunikasi...Saya pribadi akan mendatangi mereka untuk minta maaf," ujar Smilie saat memberi keterangan pers usai pertemuan teknis antara tim BWF dengan deputy presiden Punch Gunalan dan seluruh referee serta panitia penyelenggara Piala Thomas dan Uber di Jakarta, Sabtu. Smilie mengakui bahwa banyak tim memprotes jadwal yang dinilai merugikan beberapa tim karena harus bermain duakali dalam sehari. "Mengenai jadwal memang banyak yang protes dan kami menjamin kejadian ini tidak akan terulang lagi di masa datang, kemungkinan kami akan menetapkan peraturan untuk turnamen Piala Thomas dan Uber minimal sembilan hari," katanya. Lebih lanjut ia mengatakan bahwa jadwal tidak diubah demi kepentingan penyelenggaraan, bukan bermaksud menguntungkan pihak tertentu. Pada kesempatan yang sama, Ketua Panitia Penyelenggara, G Sulistiyanto mengatakan bahwa BWF juga menarik pernyataan bahwa yang meminta pengurangan waktu dari sembilan hari menjadi delapan hari penyelenggaraan adalah panitia penyelenggara. "BWF tidak pernah bilang seperti itu," katanya. Sulistiyanto juga mengatakan bahwa pihak televisi tidak pernah meminta delapan hari, "Bahkan Trans TV (pemegang hak siar) meminta 10 hari," katanya. Masalah mengemuka ketika dalam jadwal yang dikeluarkan BWF pada 29 April, tim Piala Uber Indonesia harus bertanding duakali sehari pada Senin (12/5) yang memicu protes baik dari tim maupun panitia penyelenggara. Setelah keluhan tim Indonesia diakomodir dengan revisi jadwal pada 7 Mei, muncul protes dari tim Uber Belanda yang merasa dirugikan. Selain Belanda, tim Uber AS, Selandia Baru dan Hong Kong serta tim Thomas Korea, Jepang, Thailand, dan Nigeria harus bermain duakali sehari dalam babak grup. Tim-tim tersebut harus bermain duakali karena waktu penyelenggaraan pertandingan yang semula sembilan hari diperpendek menjadi delapan hari.(*)

Pewarta:
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2008