Sekayu, Musi Banyuasin (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Musi Banyuasin, Sumatera Selatan, menggelar salat istisqo yakni ibadah yang dilakukan umat Muslim untuk meminta turunnya hujan di halaman Kantor Bupati Musi Banyuasin, Senin pagi.

"Kegiatan ini juga digelar di seluruh kecamatan dan pondok pesantren di seluruh Kabupaten Musi Banyuasin," kata Sekretaris Daerah Muba Apriyadi.

Seperti diketahui, ia menerangkan, kekeringan yang melanda kabupaten ini telah mengakibatkan kebakaran hutan dan lahan seluas ratusan hektare yang terjadi di sejumlah kecamatan

Data BPBD mencatat Kecamatan Bayung Lencir yang berada di perbatasan Jambi merupakan kecamatan dengan jumlah lahan terbakar paling parah.

Karhutla telah terjadi sejak tiga pekan terakhir di area lahan gambut milik warga dan milik perusahaan.

"Selain pemadaman dan pengawasan hari ini kita juga gelar shalat dengan mengerahkan aparatur sipil negara (ASN) pemkab, masyarakat Muba di desa-desa, dan para pelajar," ujar dia.

Pemkab berharap dengan ibadah salat istisqo dapat membangkitkan semangat untuk memperbaiki diri dan meningkatkan keimanan dan ketaqwaan karena saat ini sedang mendapatkan ujian musibah kebakaran hutan dan lahan.

Berdasarkan data dari hotspot LAPAN, sebaran hotspot terupdate pada pukul 06.00 WIB, Senin (19/8) di Provinsi Sumsel terdapat 35 thotspot dengan rincian Kabupaten Musi Banyuasin sebanyak 19 hotspot, OKI sebanyak 8 hotspot, OKU Timur, Banyuasin dan Musi Rawas masing-masing 2 hotspot. Serta Lahat dan Muara Enim masing-masing 1 hotspot.

Kebakaran hutan dan lahan yang terjadi di Dusun Samarasa, Desa Muara Medak, Kecamatan Bayung Lencir, Kabupaten Musi Banyuasin (Muba), Sumatera Selatan, semakin luas sejak dua hari lalu.

Sebanyak 230 personel gabungan dari unsur, TNI/Polri dan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumsel pun dikirim untuk memadamkan api yang kini membakar lahan di daerah tersebut. Api yang membakar lahan di Desa Muara Medak sudah berlangsung selama lima hari. Bahkan, data terakhir yang terlihat, luasan lahan terbakar sudah sampai 680 hektare.

 

Pewarta: Dolly Rosana
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2019