Kupang (ANTARA) - Kantor Pencarian dan Pertolongan (SAR) Kelas B Maumere melanjutkan upaya untuk menemukan seorang nelayan yang hilang setelah perahunya bertabrakan dengan kapal di Perairan Watanpao, Kabupaten Flores Timur, Provinsi Nusa Tenggara Timur.

"Operasi SAR hari kedua untuk pencarian nelayan hilang di Flores Timur kami lanjutkan, personel sudah dikerahkan tadi pagi pukul 06.00 Wita," kata Kepala Kantor Pencarian dan Pertolongan Kelas B Maumere I Putu Sudayana ketika dihubungi melalui telepon dari Kupang, Senin.

Kantor SAR Maumere, menurut dia, mengerahkan satu unit Sea Rider untuk mendukung operasi pencarian korban tabrakan kapal tersebut.

Upaya pencarian didukung pula oleh satu kapal cepat dari Kepolisian Perairan (Polair) Kabupaten Flores Timur, satu kapal cepat dari Polair Kabupaten Lembata, serta sekitar 10 kapal nelayan setempat.

"Jadi sekarang sudah bergerak di lapangan, mudah-mudahan korban segera ditemukan," kata I Putu Sudayana.

Ia menjelaskan, menurut Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2014 tentang Operasi SAR, upaya pencarian akan dilaksanakan selama tujuh hari sejak kejadian.

Seorang nelayan bernama Sulaiman Apang yang berasal dari Lohayong, Kecamatan Solor Timur, Kabupaten Flores Timur, tercebur ke laut setelah perahu ketinting yang dia kemudikan bertabrakan dengan kapal cepat Fantasi Express 88 rute Larantuka-Waierang-Lewoleba.

Kecelakaan laut yang terjadi di Perairan Watan Pao, Desa Beloto, Kecamatan Adonara Timur, Kabupaten Flores Timur, Sabtu (31/8), tersebut mengakibatkan perahu milik Sulaiman hancur. Sulaiman tercebur ke laut dalam peristiwa nahas itu dan hingga kini belum diketahui keberadaannya.

Baca juga:
Kapal Feri KM Sangke Palangga karam di Nagekeo, Flores
Langgar aturan, dua kapal nelayan dimusnahkan di Flores Timur

Pewarta: Aloysius Lewokeda
Editor: Maryati
Copyright © ANTARA 2019