Denpasar (ANTARA) - Ketua Tim Penggerak PKK Provinsi Bali Putri Suastini Koster menekankan bahwa orang tua memiliki peranan yang sangat penting sebagai benteng pertahanan keluarga di tengah berbagai tantangan yang dihadapi anak-anak di era milenial saat ini.

"Tantangan yang ada seperti pemanfaatan kemajuan teknologi yang tidak tepat guna, misalnya pemakaian ponsel terlalu lama atau hanya untuk permainan, maupun pergaulan negatif seperti penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu, para orang tua sebagai benteng pertahanan keluarga diharapkan mampu menerapkan pola asuh yang tepat, karena akan mempengaruhi fisik, psikis, dan kemampuan sosial anak-anak," kata Putri Koster di Kampus Universitas Udayana, Denpasar, Minggu.

Saat menjadi narasumber pada acara seminar bertajuk "Deteksi Dini Hambatan Perkembangan Anak Serta Mengembangkan Potensi Anak Secara Optimal" itu, Putri Koster mengharapkan para orang tua selalu ada di samping putra-putrinya untuk membangun komunikasi yang intensif.

"Kita harus bisa memosisikan diri sebagai orang tua sekaligus sebagai teman bagi mereka, karena anak-anak zaman sekarang tidak bisa diintervensi," ucapnya pada acara yang digelar oleh Departemen Psikologi Fakultas Kedokteran Universitas Udayana itu.

Dengan komunikasi, orang tua bisa tahu kebutuhan anak-anak, permasalahan yang sedang dihadapi, maupun harapan-harapan mereka. "Kita harus mampu memberikan koridor yang tepat bagi mereka dalam menjalani kehidupan," ujarnya.

Selanjutnya Putri Koster juga menyampaikan tumbuh kembang anak tidak hanya didasarkan pada seberapa banyak ilmu pengetahuan yang diberikan, tetapi orang tua diharapkan mampu mengharmoniskan mental spiritual anak sehingga bisa tumbuh bahagia.

"Anak-anak jangan hanya dijejali pelajaran, karena masing-masing anak tumbuh kembangnya berbeda, masing-masing memiliki talenta, dan yang tahu talenta mereka ya para orang tua. Talenta itu yang harus kita asah, memastikan mereka bisa menyalurkan apa yang mereka senangi, jika sudah tersalur tentu mereka akan bahagia dan memiliki pandangan lebih positif," katanya.

Yang tidak kalah penting, kata dia, tingkatkan pendidikan mental spiritualnya, agar perkembangan otak kanan dan kiri seimbang.

Pendamping orang nomor satu di Bali inipun mengharapkan para civitas akademika kedokteran maupun lembaga-lembaga yang bergerak di bidang pendidikan anak, bisa membantu mengarahkan para orang tua menerapkan pola asuh yang tepat.

"Selebihnya ya tugas bapak ibu sekalian dalam memberikan pendampingan para orang tua, bagaimana semestinya para orang tua mengarahkan kemampuan anaknya, psikolog kan seperti itu. Secara umum, kedokteran ya bisa mencegah terjadinya stunting, anak-anak autis, dan sebagainya. Memberikan wawasan kepada orang tua semenjak anak dalam kandungan, memastikan janin yang dikandung sehat, lahir dan tumbuh dengan baik. Sehingga bisa menjadi generasi penerus bangsa yang berprestasi," ujarnya.

Sementara itu, Wakil Dekan Bidang Umum dan Keuangan FK UNUD Dr dr Anak Agung Wiradewi Lestari Sp PK dalam sambutan pembukanya menyampaikan seminar yang diadakan ini diharapkan bisa menambah wawasan dan pengalaman para peserta, sehingga bisa digunakan dalam kehidupan sehari-hari di lingkungan keluarga maupun dalam lingkungan pendidikan di sekolah masing-masing.

"Faktor psikologi merupakan hal penting bagi tumbuh kembang anak untuk mengetahui adanya gangguan psikis yang dipengaruhi lingkungan yang tidak mendukung, di samping gangguan fisik. Dengan adanya deteksi dini dan penanganan yang tepat, maka diharapkan gangguan yang dialami dan tumbuh kembang anak diharapkan dapat berjalan sebagaimana mestinya," ujarnya.

Seminar tersebut diikuti ratusan peserta yang berasal dari berbagai kalangan seperti ibu rumah tangga perorangan, lembaga pendidikan negeri-swasta, mahasiswa-mahasiswi dan sejumlah instansi terkait.

Pewarta: Ni Luh Rhismawati
Editor: Masnun
Copyright © ANTARA 2019