Jakarta (ANTARA) - Anggota Komis IV DPR Andi Akmal Pasluddin mendesak Presiden Joko Widodo untuk menindak tegas perusahaan dan aktor yang terbukti melakukan pembakaran hutan dan lahan (Karhutla) di Kalimantan dan Sumatera.

"Kebakaran hutan dan lahan sebelum menjadi bencana nasional, maka Pemerintah Daerah wajib menangani, tapi ketika terbukti ada perusahaan besar berikut aktor yang terlibat, harus segera ditindak tegas," kata Andi Akmal pada diskusi "Karhutla Kian Luas, Apa Kabar Revisi UU PPLH" di Gedung Parlemen, Jakarta, Selasa.

Menurut Akmal, pemerintah daerah setempat seharusnya dapat memaksimalkan pesawat pengebom air ke titik-titik api agar tidak meluas. "Kalau tidak, akan membahayakan jutaan rakyat di daerah tersebut karena buruknya udara akibat kabut asap,” ujarnya.

Juga baca: Walhi desak tindak tegas semua korporasi lahan konsesi terbakar

Juga baca: Presiden : Pemerintah lakukan segala upaya untuk atasi karhutla

Juga baca: Tangani kebakaran hutan, BPPT semai kapur tohor untuk hujan buatan

Politisi PKS itu berharap, revisi UU Nomor 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup ini lebih mengutamakan upaya pencegahan kebakaran dari pada menindak pembakarnya. Karena, sudah ada alat yang canggih yang bisa merekam sebab akibat berikut pembakar hutan dan lahan.

Andi Akmal juga menyoroti, soal izin pembukaan lahan yang dinilai banyak yang menyalahi izin, misalnya izinnya mengelola 5.000 hektar, tapi praktiknya yang digarap 50.000 hektar. "Rakyat kecil yang menjadi tersangka, sering jadi korban. Mereka disuruh oleh pengusaha untuk membuka lahan tambang dan lainnya karena dinilai lebih murah dan mudah,” katanya.

Apalagi faktor kebakaran selama ini, menurut dia, 91 persen karena pembukaan lahan, deforestasi, perusakan, dan selebihnya faktor alam, misalnya badai El Nino yang panjang, orang membuang puntung rokok sembarangan dan sebagainya.
 

Manggala Agni padamkan karhutla di Rimbo Panjang

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2019