pasokan obat masih sangat cukup
Pekanbaru (ANTARA) - Dinas Kesehatan Provinsi Riau menyatakan telah menyebar sebanyak 1,5 juta masker ke masyarakat yang terdampak kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan sepanjang 2019 ini.

"Masker kita sudah distribusikan 1,5 juta sejak Juli kemarin sampai sekarang," kata Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Riau Mimi Yuliani Nazir  di Pekanbaru, Rabu.

Angka itu berpotensi lebih banyak mengingat sejumlah Dinas Kesehatan Kabupaten dan Kota juga melakukan pengadaan dan pendistribusian masker secara mandiri kepada masyarakat.

Dia menjelaskan sebaran masker kepada masyarakat tersebut mulai meningkat sejak Juli 2019 lalu, saat kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) mulai menyelimuti Bumi Lancang Kuning.

Permintaan masker juga semakin meningkat seiring kualitas udara di wilayah itu terus memburuk bahkan menyentuh level berbahaya.

 "Jadi masker itu memang laris manis dengan kondisi seperti ini," ujarnya.

Baca juga: 37 0rang utan terkena ISPA akibat kabut asap
 

Mimi juga berpesan kepada masyarakat agar tidak terlalu mempermasalahkan jenis masker yang dibagi dan digunakan oleh masyarakat. Menurut dia, hal utama yang harus diingat adalah melindungi diri terlebih dahulu dari kualitas udara yang buruk.

Selain itu, Dinas Kesehatan juga mencatat jumlah kasus kunjungan masyarakat ke fasilitas kesehatan terkait dengan infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) yang merupakan dampak kabut asap sepanjang 2019 ini mencapai 304.900 kasus.

"Jumlah kasus kunjungan per Januari hingga September 2019 terdapat 304.900 kasus kunjungan," katanya.

Mimi mengakui jika berdasarkan data statistik yang dihimpun Dinas Kesehatan Provinsi Riau, jumlah kunjungan masyarakat ke pelayanan kesehatan untuk memeriksakan diri akibat terdampak ISPA terus meningkat.

Bahkan, sepanjang September 2019 ini saja, masyarakat yang mengunjungi layanan kesehatan akibat ISPA se-Riau mencapai 24.589 kunjungan.

Angka ini berpotensi terus meningkat mengingat kualitas udara di sejumlah wilayah di Riau berada pada level sangat tidak sehat hingga berbahaya akibat Jerebu Karhutla.

"Dilihat dari data statistik hari per hari terjadi peningkatan masyarakat ke pelayanan kesehatan untuk memeriksa kesehatan terkait ISPA," ujarnya.

Peningkatan jumlah masyarakat terdampak ISPA diakui Mimi berpengaruh pada ketersediaan obat-obatan. Meski begitu, dia mengklaim pasokan obat masih sangat cukup.

Dia juga menyatakan terus berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan untuk menjaga pasokan obat tetap dalam keadaan aman.

"Melihat situasi seperti ini, Bu Menteri sangat memberikan komitmen membantu pemerintah provinsi Riau," tuturnya.


Baca juga: Korban terpapar asap di RS UNRI terus bertambah
 

Pewarta: Anggi Romadhoni
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019