Beijing (ANTARA) - Asap di ibu kota China, Beijing melonjak pada Senin pagi meskipun ada upaya di seluruh kawasan untuk mengekang emisi menjelang perayaan untuk menandai 70 tahun pemerintahan Partai Komunis pada 1 Oktober.

Kementerian lingkungan memperingatkan minggu lalu bahwa daerah-daerah di sepanjang pantai timur akan menghadapi periode asap tebal yang berlangsung hingga minggu pertama Oktober, dengan emisi industri dan transportasi terurai dengan lambat sebagai akibat dari tekanan rendah dan tingkat kelembaban yang tinggi.

Stasiun pemantauan di seluruh ibukota mencatat tingkat partikel berbahaya di udara yang dikenal sebagai PM2.5 pada lebih dari 160 mikrogram per meter kubik, dengan pembacaan setinggi 180 mikrogram di dekat Kuil Surga di Beijing tengah pada pukul 11 pagi, menurut data resmi kementerian lingkungan.

PM2.5, atau partikel yang ukurannya kurang dari 2,5 mikron, dianggap sangat berbahaya karena dapat menembus jauh ke dalam paru-paru.

Baca juga: China perintahkan 82 industri peroleh izin sebelum buang polutan

Standar kualitas udara resmi PM2.5 China adalah 35 mikrogram. Tingkat di atas 150 mikrogram dianggap "tidak sehat untuk kelompok sensitif".

Presiden China Xi Jinping akan menyaksikan parade militer pada hari Selasa yang akan menampilkan teknologi rudal dan drone baru dan canggih negara itu, serta sekitar 15.000 personel dan lebih dari 160 pesawat.

China sebelumnya telah menutup sejumlah besar kapasitas industri, memberlakukan pembatasan ketat pada lalu lintas dan bahkan menaburkan awan untuk menjamin langit biru selama peristiwa acara politik yang penting itu.

Tahun ini, bagaimanapun, China telah menahan diri dari penutupan pabrik dan sebagai gantinya mengandalkan sistem peringatan rutin, memicu pembatasan pada transportasi dan industri di seluruh negeri.

Baca juga: Hampir 90 persen kota Tiongkok gagal penuhi standar udara
Baca juga: Tiongkok masih waspada kabut
Baca juga: Beijing hampir tidak layak huni karena polusi

Penerjemah: Maria D Andriana
Editor: Atman Ahdiat
Copyright © ANTARA 2019