Pontianak (ANTARA) - Gubernur Kalimantan Barat Sutarmidji mengapresiasi aksi unjuk rasa yang dilakukan oleh ratusan mahasiswa dari beberapa perguruan tinggi yang ada di Kalimantan Barat karena aksi tersebut bisa dilakukan dengan tertib dan tidak anarkis.

"Yang namanya menyampaikan pendapat dan berunjuk rasa itu saya pikir hal yang wajar dilakukan, karena di negara demokrasi, hal itu menjadi dinamika yang tidak bisa dihindari. Namun saya mengapresiasi aksi yang dilakukan adik-adik mahasiswa hari ini karena bisa dilakukan dengan tertib dan tidak ada aksi anarkis," kata Gubernur Kalbar, Sutarmidji di Pontianak, Senin.

Baca juga: Ribuan mahasiswa Kalbar unjuk rasa saat pelantikan wakil rakyat

Menurutnya, memang ada aksi lempar-lemparan dari para pendemo ke arah gedung DPRD Kalbar, namun hal itu menurutnya memang tidak bisa dihindari, karena dengan massa sebesar itu, tentu ada saja pihak-pihak yang memanfaatkannya untuk memulai membuat kericuhan.

"Tapi tadi kita lihat Polisi dan TNI bisa bersinergi dengan baik sehingga bisa mengamankan jalannya aksi tersebut," tuturnya.

Hanya saja, Sutarmidji menyayangkan keterlibatan beberapa siswa SMA/SMK yang ikut terlibat dalam aksi unjuk rasa tersebut. Pasalnya, pada Minggu kemarin, Dinas Pendidikan Kalbar sudah mengeluarkan surat imbauan kepada sekolah untuk melarang anak-anak ikut dalam aksi unjuk rasa.

"Kita sudah tahu dari sekolah mana saja yang ikut, dan ini akan kita tindak lanjuti karena sudah ada larangan, namun masih ikut terlibat kan artinya mereka membolos di jam sekolah," katanya.

Terkait hal itu, dia menyatakan akan mempertimbangkan untuk mencabut beasiswa dari setiap siswa yang mengikuti aksi tersebut. "Tadi kita lihat ada siswa yang bergabung dalam aksi unjuk rasa itu, tidak banyak, tidak sampai seratus, namun kita tahu mereka dari sekolah mana saja, dan tentu ini akan ditindak lanjuti," kata Sutarmidji.

Seperti diberitakan sebelumnya, ribuan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi yang ada di Kota Pontianak kembali turun ke jalan melakukan aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Provinsi Kalbar, Senin.

Aksi ribuan mahasiswa ini, masih terkait penolakan beberapa rancangan undang-undang (RUU) kontroversial yang akan disahkan oleh Pemerintah bersama dengan DPR RI. Sementara itu, bertepatan dengan aksi mahasiswa ini, di dalam Gedung DPRD Kalbar, sedang dilakukan pelantikan anggota DPRD terpilih periode 2019-2024.

Terlihat di halaman Gedung DPRD ratusan personel kepolisian dari Polda Kalbar ikut berjaga dalam mengamankan proses pelantikan tersebut.

Pewarta: Rendra Oxtora
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2019