Cyber Jawara diharapkan bisa berkontribusi dalam membangun keamanan siber nasional
Depok (ANTARA) - Tim ZEN dari Universitas Indonesia menjadi juara pertama mengalahkan 14 tim finalis lain di kompetisi Hacking Cyber Jawara 2019 dan berhak mewakili Indonesia di kompetisi hacking level Asia Tenggara Cyber SEA Games di Bangkok, Thailand.

"Tadi soal yang agak susah itu tentang binary exploitation," kata Steven Kusuman, salah seorang Tim Zen di Depok, Kamis.

Tim Zen terdiri dari Febriananda Wida Pramudita, Raihan Ramadistra dan Steven Kusuman, yang ketiganya adalah mahasiswa Fakultas Ilmu Komputer UI angkatan 2017.

Anggota Tim Zen lainnya Febrianda mengungkapkan bahwa rahasia menang mereka karena banyak berdoa dan berusaha. Sedangkan Raihan merisaukan persiapan mereka menghadapi Cyber SEA Games karena tugas di kampus juga sedang banyak-banyaknya.

"Kita tetap berusaha latihan sih di akhir pekan," jelas Raihan.

Sebagai juara pertama Tim ZEN memperoleh hadiah uang sebesar Rp25 juta.

Untuk juara kedua diraih Tim R.O.P (terdiri dari dua mahasiswa Amikom dan satu mahasiswa Universitas Diponegoro) dengan memperoleh uang Rp15 juta dan juara ketiga direbut tim CUM Reborn (ketiganya mahasiswa ITB) dengan membawa pulang hadiah Rp10 juta.

Juara Cyber Jawara selama dua tahun berturut-turut yaitu tahun 2016 dan 2017 berhasil menjadi juara kompetisi hacking se-ASEAN (Cyber Seagame) dan menyabet peringkat delapan di kompetisi level dunia Japan Seccon.

Mereka yang menjadi juara selama ini dikirim mewakili Indonesia dalam kejuaran Cyber Seagame  (level Asia Tenggara) dan kemudian berpeluang juga mengikuti kejuaraan internasional hacking dunia di Tokyo (Japan Seccon) dan kejuaraan dunia hacking di Las Vegas Amerika Serikat (CTF Defcon).

Baca juga: Tim dari ITB pertahankan gelar Cyber Jawara


Sementara itu Bisyron Wahyudi, salah seorang praktisi keamanan siber nasional yang tergabung dalam komite Cyber Jawara menjelaskan Cyber Jawara adalah sarana mengasah kemampuan hacker lokal, sarana mengalihkan perhatian terhadap tindakan ilegal.

Selain itu juga tempat merekrut SDM muda dengan kemampuan yang bagus, rekrutmen wakil nasional untuk kejuaraan internasional dan dunia, promosi kegiatan peningkatan kesadaran keamanan siber dalam bentuk kompetisi dan sarana promosi kegiatan cyber security nasional ke luar negeri.

Sedangkan ketua IDSIRTI   (Indonesia Security Incident Response Team on Internet Infrastructure) Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN)  Rudi Lumanto menyatakan sebenarnya Indonesia masih kekurangan banyak SDM bidang keamanan siber, masih kekurangan sarana sosiliasasi kesadaran keamanan siber di level under ground dan para hacker muda.

"Cyber Jawara diharapkan bisa turut menjawab kebutuhan tersebut dan turut serta berkontribusi dalam membangun keamanan siber nasional," kata Rudi.

Cyber Jawara adalah kompetisi hacking - Capture The Flag (CTF) yang diselenggarakan secara nasional sejak tahun 2012 bersamaan kegiatan NISD (National Internet Security Days) Kementerian Kominfo. Tahun ini kompetisi Cyber Jawara menjadi kompetisi yang ke-8 yang digelar secara nasional dan sejak awal kompetisi telah diikuti 288 tim dari seluruh Indonesia.

Cyber Jawara kali ini diselenggarakan oleh komite cyber jawara dan didukung komunitas siber Indonesia seperti tim FTII, ID-NSA, NCSD dan APJII.

Lima belas tim finalis Cyber Jawara 2019 adalah R.O.P, AKUCINTABSSN, Lucifer, CUM Reborn, ZEN, Ziwa Gacha Kami Menangid, buitenzorg, Tydac Berfaedah, ChronousCTF, f00d, Magbanua Inc, Ahlul Jannah, LicenseKey dan Purple Hat Security (A-F).


Baca juga: Symantec: serangan siber naik 42 persen

 

Pewarta: Feru Lantara
Editor: Dewanti Lestari
Copyright © ANTARA 2019