Sidoarjo (ANTARA News) - Ratusan warga Desa Sumput Kecamatan Kota Sidoarjo, Sabtu, menghentikan pengurukan oleh PT Mutiara Mashur Sejahtera (MMS) untuk pengembangan Perumahan Kahuripan Nirwana Village (KNV) yang diperuntukkan korban lumpur Lapindo Brantas. Aksi penghentian itu dilakukan warga, lantaran masih belum ada kesepakatan terkait harga jual-beli tanah Gogol Gilir, milik warga Sumput dengan pihak PT MMS. Tanah Gogol Gilir milik warga Sumput tercatat seluas 28 hektar, sementara yang sudah dibeli PT MMS masih seluas tiga hektar dan sudah dilakukan pengurukan. Luas satu Gogol Gilir tanah itu adalah 2.930 meter persegi. Warga menuntut PT MMS segera menyelesaikan lebih dulu jual-beli sisa tanah Gogol Gilir seluas 25 hektar milik warga, sebelum melakukan pengurukan kembali. Akibat aksi warga itu, para pekerja sempat mematuhi dengan berhenti bekerja. Namun tak lama kemudian, pekerja melanjutkan pekerjaannya dengan melakukan pengurukan lagi, sehingga terpaksa membuat warga geram dan mengusirnya. Warga sempat bergerombol dengan dijaga aparat keamanan dan "mengusir" dua alat berat, termasuk memberi patok yang bertuliskan "Dilarang Melakukan Pengurukan Tanah Sebelum Pembelian Tanah Gogol Gilir Tuntas". Sementara itu, Sekretaris Desa (Sekdes) Sumput, Saiqu Rofik dihubungi terpisah mengatakan, tanah Gogol Gilir yang merupakan lahan persawahan milik 64 warga itu sifatnya bergilir. "Meski PT MMS telah membeli tiga hektar tanah gogol gilir tersebut, belum diketahui siapa pemilik tanah itu, karena masih dianggap milik semua warga," tambahnya. Perumahan KNV merupakan kompleks perumahan yang disiapkan untuk korban lumpur Lapindo yang setuju dengan model pembayaran ganti rugi "cash and resettlement". Kompleks perumahan KNV ini sudah terbangun di Desa Janti Kota Sidoarjo, tepatnya sebelah timur Desa Sumput, yang kini dijadikan kawasan pengembangan KNV.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008