Jakarta (ANTARA) - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir ingin memfokuskan alokasi program CSR (corporate social responsibility) untuk bidang pendidikan dan lingkungan hidup.

"Kalau lihat (CSR) pendidikan baru 22 persen. Apalagi, untuk lingkungan hidup baru 1 persen," katanya saat acara "Milenial Fest 2019" di Balai Sarbini, Jakarta, Sabtu.

Padahal, kata dia, sekarang sudah eranya "green energy", dan Presiden juga segera meluncurkan biodiesel 30 persen (B30) yang lebih ramah lingkungan.

Artinya, kata dia, BUMN harus satu visi dengan pemerintah, salah satunya melalui alokasi CSR yang lebih difokuskan untuk pendidikan dan lingkungan hidup.

Erick belum memastikan perubahan besaran alokasi CSR untuk pendidikan dan lingkungan hidup, tetapi yang jelas akan diperbesar persentasenya.

"Pendidikan dan lingkungan lebih dibesarkan. Sekarang kan 22 persen untuk pendidikan. Kalau bisa 30 persen, lalu 'green' dari 1 menjadi 5 persen, dalam lima tahun ke depan kan bagus," katanya.

Baca juga: Menteri BUMN salurkan bantuan pelestarian budaya Badui

Erick tidak menyalahkan alokasi CSR yang sudah berjalan selama ini di kalangan BUMN karena setiap jangka waktu tertentu pasti terjadi paradigma.

"Tinggal kita perlu 'refocus' aja' Bukan berarti salah-benar, ini cuma 'refocus', karena setiap 10 tahun terjadi perubahan paradigma baru," katanya.

Baca juga: Legislator: BUMN jangan keliru salurkan CSR

Ia mencontohkan perkembangan zaman yang menjadikan perusahaan yang bergerak di bidang teknologi informasi (IT) saat ini lebih besar ketimbang perusahaan-perusahaan lainnya.

"Boleh dong menteri yang baru pengen 'shift' lebih pada pendidikan, supaya generasi muda Indonesia punya kemampuan lebih baik. Alhamdulillah di sini lulus kuliah semua, Tetapi di luar sana banyak yang kurang," kata Erick.
Baca juga: DPR : dana 119 BUMN untuk UMKM harus diefektifkan

Pewarta: Zuhdiar Laeis
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2019