Tingkat tinggi intensitas bencana ada di Pulau Jawa, kemudian Sumatera, Papua dan Papua Barat, Kalimantan, setelah itu Sulawesi, dan yang dikhawatirkan adalah Sulawesi Tengah.
Makassar (ANTARA) - Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Provinsi Sulawesi Selatan menyatakan tetap antisipatif terhadap cuaca buruk meski Sulsel tidak masuk dalam daerah tingkat tinggi intensitas bencana.

Kepala BPBD Sulsel Syamsibar mengatakan hasil rapat koordinasi nasional di Jakarta yang dihadiri oleh beberapa pemangku kepentingan terkait, disebutkan tingkat tinggi intensitas bencana ada di Pulau Jawa, kemudian Sumatera, Papua dan Papua Barat, Kalimantan, setelah itu Sulawesi, dan yang dikhawatirkan adalah Sulawesi Tengah.

"Untuk Sulawesi Selatan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyebut tidak perlu diwaspadai. Intensitasnya berbeda dengan yang lain, hanya saja ini masih prediksi sehingga diharapkan dapat terus mengantisipasi hal-hal tersebut," katanya.

Ia menjelaskan, sudah menjadi kewajiban bagi pihaknya untuk mengantisipasi segala kemungkinan di samping tentunya berharap daerah itu tetap dalam kondisi aman.

Salah satunya dengan memperkuat koordinasi dengan para pemangku kepentingan terkait masalah bencana alam.

BPBD Pemprov Sulsel tetap memperlakukan musim penghujan sama seperti sebelumnya atau berdasarkan standar operasional prosedur (SOP) yang ada.

"Kita ada persiapan khusus namun tentunya kami tetap antisipasi. Apalagi bencana itu tidak diketahui kapan datangnya. Karena itu seluruh unsur BPBD se-Sulsel selalu siap siaga,” demikian Syamsibar.

Baca juga: Walhi : 1,03 juta penduduk Sulsel terdampak bencana ekologis

Baca juga: DPR minta masukkan Pemprov Sulsel soal penanggulangan bencana

Baca juga: BNPB catat 69 meninggal akibat banjir di Sulsel

Pewarta: Abdul Kadir
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2020