Jepara (ANTARA) - Seorang nelayan asal Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara, Jawa Tengah, dinyatakan hilang, menyusul perahu yang digunakan untuk melaut dalam kondisi tanpa awak perahu terombang-ambing ombak di laut, Minggu.

Menurut Kepala pelaksana harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Jepara Arwin Noor Isdianto di Jepara, Minggu, perahu yang ditemukan di tengah laut dengan jarak sekitar 1 mil dari daratan merupakan milik Legiman warga Desa Karanggondang, Kecamatan Mlonggo.

Berdasarkan informasi dari keluarga maupun teman korban, kata dia, korban memang melaut Minggu (23/2) pukul 04.30 WIB di Perairan Empu Rancak.

Akan tetapi, lanjut dia, perahu korban justru ditemukan di tengah laut pada pukul 08.00 WIB oleh nelayan lain tanpa ada korban di atas perahu sehingga muncul dugaan korban tenggelam di laut.

"Penyebab pastinya korban tenggelam, belum ada yang bisa memastikan karena temannya hanya mengetahui keberadaan perahu korban di tengah laut," ujarnya.

Atas informasi tersebut, lanjut dia, tim gabungan, mulai dari nelayan, BPBD Jepara, Basarnas, Jepara Rescue, Tagana dan relawan lainnya saling bekerja sama melakukan pencarian korban.

Untuk melakukan pencarian, tercatat ada 20-an nelayan dengan tiga kapal menggunakan jaring trawl untuk mencari korban hingga di dasar laut.

Informasi nelayan, katanya, lokasi korban diduga tenggelam lautnya memiliki kedalaman sekitar 15 meteran sehingga nelayan berinisiatif menggunakan jaring untuk mencari jasad korban dengan mengikuti arus air laut yang saat ini cukup kencang.

Sementara BPBD bersama tim gabungan menyiapkan dua perahu karet untuk ikut terlibat dalam pencarian tersebut.

Untuk personel BPBD Jepara bersama relawan diperkirakan mencapai 50-an personel yang dikerahkan untuk melakukan pencarian korban.

Pada saat korban melaut, kondisi cuaca laut cukup aman untuk aktivitas melaut karena ketinggian gelombang sekitar setengah meteran.

Nelayan diimbau untuk tetap waspada saat melaut karena di perairan yang sama pada tahun 2018 juga terjadi kasus yang sama, nelayan hilang saat melaut dan perahu ditemukan terombang-ambing di laut tanpa awak.

Demi menjaga keselamatan selama melaut, nelayan juga diimbau untuk menggunakan jaket pelampung (life jacket) sehingga ketika tercebur ke laut karena terpeleset atau faktor lain maka peluang selamat masih cukup besar karena dirinya bisa mengapung lebih lama. 

Baca juga: DPRA: 59 nelayan Aceh ditahan di luar negeri

Baca juga: KKP gandeng perbankan untuk tingkatkan kapasitas nelayan

Baca juga: Nelayan udang belalang alihkan pencarian karena Covid-19

Pewarta: Akhmad Nazaruddin
Editor: Yuniardi Ferdinand
Copyright © ANTARA 2020