Ternate (ANTARA) - Kesyahbandaraan dan Otoritas Pelabuhan (KSOP) Ternate, Maluku Utara, terus mengawasi dan mengantisipasi dugaan kapal pembuang limbah ke laut, menyusul banyak ikan yang mati dan terapung di perairan Halmahera Selatan dan Ternate.

"Sejauh ini, kami belum mendapatkan laporan maupun menemukan kapal ada yang membuang limbah industry ke perairan, tetapi harus ada pengawasan bersama, karena limbah bisa alami kerusakan biota laut," kata Kepala KSOP Ternate, Taher Laitupa, di Ternate, Minggu.

Baca juga: Ratusan ikan mati mendadak di perairan Maluku Utara

Kendati demikian, laporan Balai Karantina Ikan Pengendalian Mutu dan Keamanan Hasil Perikanan Ternate menyatakan pemeriksaan sampel ikan mati yang telah mereka teliti dan mengecek perubahan warna air laut.

Olehnya itu, kata Laitupa, KSOP Ternate terus memantau setiap aktivitas kapal di perairan Maluku Utara dan kalaupun ada warga maupun nelayan yang melaut dan menemukan adanya pencemaran laut oleh kapal-kapal tertentu bisa dilaporkan ke KSOP setempat.

Baca juga: Tim pemantau temukan ikan-ikan mati di Teluk Triton, Papua Barat

Sebelumnya, masyarakat Ternate, Pulau Makian Desa Poili-Desa Matantengin, di Kabupaten Halmahera Selatan, dihebohkan dengan fenomena ikan mati mendadak di perairan Ternate maupun Halmahera Selatan itu.

Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Ternate, Ruslan Bian, sebelumnya mendapat laporan ikan-ikan mati mendadak di perairan Taman Nukila dan sekitarnya.

Petugas instansi itu menyelam agar bisa memastikan ikan yang mati di kedalaman dan saat menyelam dengan kedalaman 6-10 meter terdapat beberapa jenis ikan yang mati di antaranya ikan kakatua dan jenis ikan karang lain. Air laut keruh dan jarak pandang hanya dua meter saja. 

Baca juga: Benarkah fenomena ikan mati mendadak di Maluku terkait dengan gempa?

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020