Jakarta (ANTARA) - Tokoh nasional sekaligus yang  juga mantan Wakil Presiden Indonesia Jusuf Kalla mengatakan bangsa Indonesia harus bersatu melawan COVID-19 karena saat ini bukan waktunya untuk menyerah.

"Virus ini tidak mengenal bangsa, orang, jabatan, usia bahkan kedudukan karena menyerang siapa saja yang terlena dan tidak waspada," kata dia saat konferensi video yang dipantau di Jakarta, Rabu.

Baca juga: Kemendes PDTT telah salurkan Rp2,59 triliun Dana Desa tangani COVID-19

Ia mengatakan Hari Kebangkitan Nasional yang bertepatan jatuh pada hari ini merupakan momentum bagi setiap elemen anak bangsa untuk terus bersatu melawan penyebaran virus corona atau COVID-19 di Tanah Air.

"112 tahun yang lalu para pendiri bangsa mengemukakan tentang kebangkitan kita. Artinya dengan bersatu kita bisa bangkit, itu intinya," kata JK yang juga Ketua Umum Palang Merah Indonesia (PMI) tersebut.

Oleh sebab itu, semangat Hari Kebangkitan Nasional harus menjadi semangat baru pula oleh masyarakat untuk terus bersatu keluar dari masalah pandemi COVID-19 yang berdampak pada sisi kesehatan, ekonomi, pendidikan, sosial, keagamaan dan sebagainya.

Baca juga: Kemendes PDTT kerahkan jajaran percepat penyaluran BLT Dana Desa

Hari Kebangkitan Nasional sebaiknya diimplementasikan dengan tindakan nyata serta tidak hanya sebatas kata-kata momentum saja. Namun, lebih jauh dari itu masyarakat harus bisa memahami virus tersebut berbahaya, dapat menularkan pada siapa saja, bahkan menghilangkan nyawa manusia.

Individu yang tidak taat dan patuh pada anjuran kesehatan dari pemerintah maka berpotensi besar tertular dan menularkan virus pada orang lain. Oleh sebab itu rajin mencuci tangan, menggunakan masker bila keluar rumah, menjaga kebersihan harus terus dikuatkan.


Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto mengatakan hingga Rabu ada penambahan 108 orang yang sembuh sehingga total 4.575 dari 19.189 orang yang terkonfirmasi positif dinyatakan sembuh.


"Sedangkan pasien yang meninggal sebanyak 1.242 orang. Jumlah secara akumulatif pasien dalam pengawasan (PDP) sebanyak 11.705 orang dan orang dalam pemantauan (ODP) sebanyak 44.703 orang," kata Yurianto.

Baca juga: Pasien sembuh COVID-19 jadi 4.575 orang dari 19.189 kasus positif
Baca juga: LIPI sebut vaksin COVID-19 belum akan ditemukan dalam waktu dekat

Pewarta: Muhammad Zulfikar
Editor: Triono Subagyo
Copyright © ANTARA 2020