PepsiCo wajib memberikan penjelasan kepada konsumennya kenapa hal itu bisa terjadi
Jakarta (ANTARA) - Industri makanan dan minuman ringan PepsiCo cabang Beijing, China, yang khusus memproduksi keripik berhenti beroperasi untuk sementara waktu setelah adanya delapan kasus baru COVID-19 guna menjamin keamanan produk.

Dua dari delapan pasien tersebut diketahui telah melakukan aktivitas di Pasar Induk Xinfadi, klaster baru COVID-19 yang memaksa Pemerintah Kota Beijing bekerja keras menghadapi serangan gelombang kedua.

Pada saat seorang karyawan bagian produksi Lay's (makanan ringan jenis keripik) terkonfirmasi positif, Senin (15/5) lalu, PepsiCo langsung menangguhkan kegiatan operasional, semua stok telah disegel dan semua kendaraan yang mengarah ke luar dilarang beroperasi," demikian Fan Zhimin dari departemen kehumasan PepsiCo di China, kepada pers di Beijing, Minggu (21/6).

Menurut dia, perusahaan yang didirikan di North Carolina, Amerika Serikat, itu telah mengambil tindakan untuk menjamin keamanan produknya.

Baca juga: PepsiCo Tambah Investasi Satu Miliar Dolar di Rusia
Baca juga: Pepsi hengkang akibat regulasi industri minuman kian ketat


Sementara beberapa pabrik PepsiCo yang memproduksi minuman ringan di berbagai wilayah di China, termasuk Beijing, tidak ditemukan kasus COVID-19.

Di luar pabrik yang berada di Distrik Daxing, Kota Beijing, Pepsi juga punya pabrik keripik di Kota Wuhan dan Kota Shanghai.

Setelah Pemkot Beijing dan PepsiCo mengeluarkan pernyataan pers pada Minggu, para konsumen di China mengingatkan kewaspadaannya via daring terhadap produk-produk Pepsi, terutama kola dan keripik. Beberapa di antara warganet juga mengingatkan bahwa mereka yang telah mengonsumsi produk-produk tersebut akhir-akhir ini untuk menjalani tes asam nukleat.

Beberapa konsumen bahkan ada yang membuang produk Pepsi karena takut terkontaminasi COVID-19 dan sebagian juga ada yang membeli produk kompetitor. Beberapa swalayan masih memajang keripik tersebut, termasuk yang diproduksi di Shanghai dan keripik rasa bebek Peking yang diproduksi di Beijing, demikian laporan Global Times.

PepsiCo dilaporkan telah melakukan pembersihan dalam skala besar di kantin, ruang ganti pakaian, ruang cuci tangan, kamar kecil, dan ruang produksi pada 15-20 Juni.

Semua karyawan juga telah dikarantina sejak 15 Juni dan telah menerima tes asam nukleat pada hari berikutnya.

Pada 20 Juni sebanyak 480 karyawan telah dikirim ke pusat-pusat karantina. Semua hasil tesnya negatif. Pada saat yang sama karyawan yang tinggal di apartemen perusahaan juga telah diobservasi.

Hingga Sabtu (20/6), sebanyak 87 orang yang kontak dekat dengan para karyawan positif dikarantina di tempat-tempat yang telah ditentukan.

"PepsiCo wajib memberikan penjelasan kepada konsumennya kenapa hal itu bisa terjadi," kata Yan Qiang, pengamat perilaku konsumen barang kebutuhan pokok dari Hejun Consulting.

Produk PepsiCo dinikmati para pelanggan hingga 1 miliar kali dalam sehari di lebih dari 200 negara.

PepsiCo meraih pendapatan bersih lebih dari 67 miliar dolar ( Rp972  triliun) selama 2019 yang dihasilkan dari beberapa produk makanan dan minuman, seperti Frito-Lay, Gatorade, Pepsi-Cola, Quaker, dan Tropicana. 

Baca juga: Pepsi hengkang juga disebabkan perubahan konsumsi minuman
Baca juga: PepsiCo Menandatangani MoU dengan Departemen Pertanian dan Pembangunan Pedesaan, dan Kerjasama Petani Phivang Vietnam 

Pewarta: M. Irfan Ilmie
Editor: Mulyo Sunyoto
Copyright © ANTARA 2020