Kita coba kembangkan di seluruh Indonesia dan pionirnya di Sidrap ini
Jakarta (ANTARA) - Oleh karena porang menjadi salah satu komoditas pertanian yang diminati pasar ekspor, Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo terus meningkatkan budi daya tanaman itu.

Oleh karena itu, Mentan Syahrul melakukan penanaman perdana tanaman porang di kebun milik Dandim 1420/Kabupaten Sidrap dan mengunjungi kebun porang Kelompok Tani Semangat Milineal di Desa Talumae Kecamatan Watang Sidendreng, Sidrap, Sulawesi Selatan, Selasa (28/7).

Kementan tengah fokus mengembangkan tanaman porang karena memiliki pasar ekspor yang menjanjikan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan pertumbuhan ekonomi nasional. Pasar ekspor porang, meliputi Jepang, Taiwan, Korea dan China serta beberapa negara di Eropa.

"Kita coba kembangkan di seluruh Indonesia dan pionirnya di Sidrap ini. Potensi pengembangan porang jelas besar karena kita memiliki lahan marginal yang luas. Budi daya porang ini khusus kita ekspor," kata dia melalui keterangan di Jakarta, Selasa.

Dalam pengembangan budi daya porang, pihaknya tidak hanya fokus pada proses produksi, namun juga turut membangun industri pengolahan.

Kementan pun mencanangkan model pengembangan pertanian yang maju, yakni dalam setiap 1.000 hektare lahan harus dibangun pabrik.

Kementan mencatat ekspor porang periode Januari hingga 28 Juli 2020 sebesar 14.568 ton dengan nilai Rp801,24 miliar. Sebelumnya, ekspor porang selama 2019 sebanyak 11.720 ton senilai Rp644 miliar.

Baca juga: Petani Pati didorong budi dayakan tanaman umbi porang

Dalam rangka pengembangan tanaman porang, pemerintah mengalokasikan pada tahun 2020 seluas 17.886 ha, yaitu di Provinsi Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTT, dan Sulawesi Selatan. Sementara untuk Provinsi Sulawesi Selatan, dialokasikan kegiatan proyek percontohan tanaman porang seluas 10 ha dan pengembangan seluas 564 ha.

Dalam kegiatan itu, Mentan Syahrul memberikan bantuan pertanian dengan total nilai Rp26 miliar untuk Kabupaten Sidrap. Bantuan tersebut meliputi benih padi, benih jagung, alat mesin pertanian, pengembangan komodiitas hortikultura, dan pengembangan tanaman porang.

Salah satu petani porang, Syaharuddin Alrif, mengapresiasi Kementan sangat optimal memberikan bantuan dan pendampingan teknologi terhadap budi daya porang.

Menurut dia, budi daya porang memberikan keuntungan yang sangat besar.

"Luas lahan porang yang kami budidayakan ini 50 hektar. Hasil panenya bisa 150 ton per hektar dalam delapan bulan, dengan harga R 8.000 per kilogram, maka bisa dapat Rp1,2 miliar. Total biaya hanya Rp70 juta per hektare, jadi keuntungannya sangat besar," kata dia.

Direktur Jenderal Tanaman Pangan Suwandi membeberkan budi daya tanaman porang dengan memanfaatkan lahan marginal atau lahan tidur merupakan terobosan yang cukup bagus, apalagi porang merupakan komoditas baru yang bernilai ekonomis tinggi.

Ia berharap, Kabupaten Sidrap bisa memiliki andil yang cukup besar untuk menjadi salah satu daerah yang sukses membudidayakan porang.

"Dukungan Kementan tentunya diberikan untuk Kabupaten Sidrap melalui bantuan sarana produksi, seperti benih dan maupun alat mesin pertanian. Kementan juga menyediakan fasilitas dana KUR sehingga petani memiliki modal bertani," kata dia.

Baca juga: Perajin batik di Madiun kembangkan motif tanaman porang menjadi ikon

 

Pewarta: Mentari Dwi Gayati
Editor: M. Hari Atmoko
Copyright © ANTARA 2020