Ke depan sudah tidak ada lagi pariwisata massal tapi sifatnya quality tourism
Jakarta (ANTARA) - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas) Suharso Monoarfa menyebut COVID-19 akan mendorong arah pariwisata mendatang berbasis kualitas karena menerapkan tatanan normal baru.

“Ke depan sudah tidak ada lagi pariwisata massal tapi sifatnya quality tourism,” katanya dalam bincang-bincang daring bertajuk “Bali Bangkit” dipantau di Jakarta, Selasa.

Menurut dia, pariwisata mendatang akan lebih banyak fokus terhadap kualitas yakni beberapa grup wisatawan namun tingkat pengeluaran mereka lebih besar dibandingkan wisatawan yang datang secara rombongan besar namun belanja sedikit.

Arah pariwisata itu, kata dia, karena sejumlah destinasi menerapkan normal baru yakni dengan menerapkan protokol kesehatan di antaranya kewajiban menggunakan masker, sanitasi tangan, jaga jarak dan tidak berkerumun.

Dalam kesempatan itu, Suharso juga menilai aman jika melakukan aktivitas wisata asalkan didukung dengan protokol kesehatan.

“Kami ingin pastikan kepada seluruh masyarakat Indonesia, silahkan bertamasya tapi jangan lupa protokol kesehatan, jangan terlalu parno tapi tetap harus waspada,” katanya.

Menteri Suharso juga membagikan beberapa tips bagi calon wisatawan di antaranya menaati peraturan destinasi wisata, membawa sanitasi tangan, menggunakan masker dan menyiapkan cadangan masker.

Kemudian, membawa tisu basah dan kering, membawa alat makan dan botol minum sendiri yang tidak berbahan plastik dan mengonsumsi air putih hangat untuk melegakan tenggorokan.

“Jangan lupa minum vitamin C, D dan E, olahraga serta harus mandi setelah bepergian,” imbuhnya dalam bincang-bincang yang diadakan di Nusa Dua, Bali itu.

Sejumlah destinasi di Tanah Air mengalami pukulan yang keras karena terdampak COVID-19, salah satunya Pulau Bali.

Saat ini, pemerintah daerah setempat mulai membuka kunjungan bagi wisatawan nusantara mulai 31 Juli 2020 dan disusul wisatawan asing rencananya 11 September 2020 dengan sejumlah aturan protokol kesehatan yang harus dipenuhi.

Sebelumnya, Suharso menyebutkan Bali merupakan jantung pariwisata Indonesia dengan menyumbang devisa sekitar 10 miliar dolar AS dari total devisa dari pariwisata mencapai sekitar 18 miliar dolar AS.

Baca juga: Menteri PPN katakan Bali aman dikunjungi wisatawan saat pandemi
Baca juga: Tim verifikasi lakukan pemeriksaan jasa akomodasi hotel di Bali


Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Ahmad Wijaya
Copyright © ANTARA 2020