kedua pelabuhan ini bisa selesai dalam waktu sembilan bulan atau pertengahan 2021
Jakarta (ANTARA) - Sebanyak dua pelabuhan dibangun di Bali untuk meningkatkan kualitas pariwisata di wilayah itu dengan dukungan infrastruktur yang memadai.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi bersama Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster, Senin (3/8) meletakkan batu pertama pembangunan pelabuhan penyeberangan yaitu Pelabuhan Sampalan di Pulau Nusa Penida serta Pelabuhan Bias Munjul di Pulau Nusa Ceningan, Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.

"Insya Allah kedua pelabuhan ini bisa selesai dalam waktu sembilan bulan atau pertengahan tahun 2021,” kata Menhub Budi Karya dalam keterangan yang diterima di Jakarta, Selasa.

Baca juga: Menhub targetkan Pelabuhan Nusa Penida rampung sebelum Juni 2021

Pembangunan kedua pelabuhan tersebut untuk mendukung pariwisata di Bali yang termasuk ke dalam Pelabuhan Segitiga Emas (Sanur, Nusa Penida dan Nusa Ceningan/Lembongan) dan terhubung dengan Pelabuhan Sanur yang terletak di Denpasar.

Budi Karya menjelaskan, pihaknya telah menggelar rapat secara intensif dengan Pemprov Bali untuk membicarakan dukungan transportasi terhadap pariwisata di Bali seperti konsep super hub tourism, maritim dan penelitian tentang rencana akses darat menuju Bali Utara.

“Presiden Joko Widodo berpesan agar Bali bisa menjadi super hub tourism tidak hanya bagi Indonesia tetapi sampai Asia Tenggara bahkan Australia,” kata Menhub.

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif/Kepala Badan Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Wishnutama Kusubandio mengatakan pemerintah terus meningkatkan pembangunan infrastruktur untuk mendukung sektor pariwisata yang saat ini sedang dikebut pengembangannya.

Baca juga: Setelah kapal karam, Pelabuhan Padangbai mampu tampung 120 truk

“Ke depan perubahan tren baru pariwisata sesudah pandemi COVID-19 akan bermuara pada ‘quality tourism’ atau perjalanan pariwisata yang lebih berkualitas. Dengan pengembangan infrastruktur di Bali sudah tentu akan meningkatkan kualitas pariwisata di sana,” ujarnya.

Wishnutama juga menjelaskan, salah satu strategi wisata yang baik yakni tidak hanya membangun infrastruktur, membuat konsep promosi, dan membangun sumber daya, melainkan menciptakan daya tarik wisata baru bagi pariwisata Indonesia dengan menerapkan protokol kesehatan berbasis CHSE (Cleanliness, Health, Safety, and Environmental Sustainability).

“Bisnis pariwisata adalah bisnis kepercayaan. Pelaku usaha pariwisata dan ekonomi kreatif Bali harus menjalankan protokol kesehatan dengan tanggung jawab sehingga mampu membangun kepercayaan dan rasa aman bagi wisatawan,” kata Wishnutama.

Gubernur Provinsi Bali I Wayan Koster menyebut dengan dibangunnya kedua pelabuhan akan memudahkan aksesibilitas menuju kawasan segitiga emas, sehingga dapat mendorong peningkatan jumlah wisatawan baik wisatawan nusantara maupun wisatawan mancanegara. Selain itu, keberadaan pelabuhan juga dapat mendukung aktivitas keagamaan masyarakat Bali.

Baca juga: Pertamina-KSOP Padangbai tangani tumpahan minyak KM Dharma Rucitra III

"Ketika akan ada upacara agama rutin dimana masyarakat se-Bali itu melakukan persembahyangan yang datang dari berbagai kabupaten di Bali. Karena tidak ada pelabuhan, mereka kesusahan untuk naik ke kapal karena harus angkat-angkat kainnya sambil mengusung sesajennya dari berbagai wilayah," tutur Wayan Koster.

Rencananya, Pelabuhan Sampalan akan dibangun dua lantai dengan luas area kolam 9.000 meter persegi, kapasitas sandar 10 speedboat, dengan estimasi biaya pembangunan Rp86,7 miliar.

Sedangkan Pelabuhan Bias Munjul akan dibangun menjadi dermaga bagi speed boat dan kapal Ro-ro, dengan estimasi biaya pembangunan sebesar Rp109,6 miliar.

Jika konsep Pelabuhan Segitiga Emas ini sudah terealisasi, diharapkan dapat meningkatkan pertumbuhan lalu lintas di Pulau Nusa Penida serta Nusa Ceningan serta berdampak pada ekonomi warga setempat.

Baca juga: Selama pandemi, penumpang di Pelabuhan Padangbai turun 95 persen


 

Pewarta: Hanni Sofia
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2020