Banjarmasin (ANTARA) - Anggota Tim Pakar Universitas Lambung Mangkurat (ULM) untuk Percepatan Penanganan COVID-19 Prof Dr Syamsul Arifin mengatakan upaya 3T, yaitu tracing (penelusuran), testing (pengujian) dan treatment (perawatan) dalam penanganan COVID-19 sudah tepat.

"Namun, jangan biarkan 3T bagai lingkaran setan tak berujung jika salah satu dari 3T ini gagal dilakukan. Karena ketiganya saling berkaitan," kata Prof Syamsul Arifin di Banjarmasin, Minggu.

Oleh karena itu, papar Syamsul, agar 3T berjalan sesuai dengan tujuan yang diharapkan, konsep tracing dan testing dapat dilaksanakan secara bolak-balik, artinya jika kegiatan dimulai dari tracing dan telah ditemukan sasaran selanjutnya dilakukan testing.

Baca juga: Pakar perkirakan penularan tinggi corona terjadi hingga akhir Agustus

Baca juga: Pakar: Jangan terlena penurunan semu kasus COVID-19


Sebaliknya, jika dari hasil testing ditemukan hasil terkonfirmasi positif, harus dilakukan tracing lanjutan untuk mengetahui kontak selanjutnya.

Dengan memperhatikan pola tersebut, tracing dan testing memerlukan waktu yang agak panjang agar seluruh sasaran telah dilakukan tracing dan testing.

Untuk memudahkan tracing, dapat dimulai dengan melakukan kontak tracing dari seluruh pasien COVID-19 yang sedang dirawat. Karena upaya ini menjadi sarana utama untuk mengendalikan penyebaran penyakit menular seperti COVID-19.

"Ini adalah konsep yang digunakan mendeteksi jumlah orang yang terinfeksi setelah melakukan kontak dekat dengan kasus positif penyakit," kata Guru Besar Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran ULM itu.

Baca juga: Waspadai kluster perkantoran melalui transmisi airborne
Prof Dr dr Syamsul Arifin MPd. (ANTARA/Firman)


Setelah melakukan identifikasi kontak, mendaftar kontak dan tindak lanjut kontak yang mana mereka semua merupakan target untuk dilakukan testing, pada saat testing harus dibuat penjadwalan yang ketat dan edukasi yang lengkap kepada seluruh masyarakat yang merupakan target testing.

"Jangan sampai terjadi kerumunan berada di lokasi pemeriksaan di saat bersamaan dalam kurun waktu cukup lama. Karena waktu lebih lama akan menyebabkan lebih besar kemungkinan menularkan virus kepada orang lain," bebernya.

Sebagai tindak lanjut akhir dari tracing dan testing, yaitu treatment. Hal yang wajib disiapkan pemerintah daerah, selain fasilitas tempat perawatan adalah sumber daya manusia dan logistik.

Baca juga: Pakar: Lindungi anak dengan benar dari paparan COVID-19

Keberadaan logistik sangat penting, karena sebagai penunjang utama bagi para tenaga kesehatan di rumah sakit. Saat ini rumah sakit sangat terbatas fasilitasnya untuk menghadapi COVID-19.

"Jangan sampai upaya yang sudah melelahkan saat tracing dan testing tidak dibarengi dengan kesiapan dalam treatment. Jika treatment gagal, akan memperpanjang tracing dan testing selanjutnya. Inilah saya maksud seperti lingkaran setan yang tak berujung antara tracing-testing-treatment," pungkasnya.

Pewarta: Firman
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2020