Jakarta (ANTARA) - Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Kepolisian Indonesia, Brigadir Jenderal Polisi Awi Setiyono, menjelaskan kronologi penyanderaan berujung pembunuhan yang menimpa petani di Desa Sangginora, Kecamatan Poso Pesisir Selatan, Kabupaten Poso, Sulawesi Tengah, yang diduga dilakukan kelompok Mujahidin Indonesia Timur (MIT) pada Sabtu (8/8).

Setiyono mengatakan, terdapat dua orang warga yang menjadi korban penyanderaan, masing-masing berinisial AP dan AB, di mana salah satu dari mereka, yakni AB tewas.

"Pada Sabtu sekitar pukul 17.30 WITA saat saudara AP sampai di lokasi kebunnya di wilayah perkebunan Tahiti bersama dengan saudara AB, yang rencananya akan menjaga jagung di lokasi kebun AP," ucap dia, melalui video konferensi pers di Jakarta, Senin.

Baca juga: Dua orang Petani di Poso diduga disandera MIT, satu ditemukan tewas

Ia menuturkan, saat menjaga kebun, AP melihat keberadaan OTK di sekitar pondok perkebunan. Tak berselang lama, OTK itu muncul dari belakang menangkap AP dan langsung membawa dia ke dalam pondok.

Sesampai di dalam pondok, AP melihat dua OTK lain sedang memasak dan mengiris jagung, sementara beberapa OTK lain berada di luar pondok.

"AP dan AB dikepung kelompok OTK dan salah satu OTK menanyakan tentang keberadaan petugas di kampung, dan dijawab bahwa tidak ada petugas di Kampung Sangginora melainkan petugas penjaga di Tangkura," kata dia.

Baca juga: Kapolda Sulteng pastikan "R" DPO MIT tewas tertembak di Poso

Lebih lanjut, kata dia, salah satu OTK menanyakan apakah AP dan AB mengetahui arah menuju Sulewana. AB kemudian memberikan penjelasan dengan menggambar di atas tanah peta menuju lokasi yang ditanyakan OTK itu.

Selang beberapa saat, OTK yang meminta gambar tadi terlihat memutar balik ke arah belakang dan langsung memukul AB dari belakang. Melihat AB terjatuh, AP kemudian melompat dan lari ke luar dari pondok.

"Sekitar jarak tiga meter dari pondok, AP mendengar suara letusan sebanyak satu kali. Namun AP berlari dan menyeberang jalan dan bermalam di semak-semak selama satu malam," ujar Setiyono.

Baca juga: Polisi tegaskan pelaku penembakan polisi di Poso jaringan MIT

Pada Minggu (9/8), lanjut dia, AP melanjutkan pelarian berjalan kaki. Di tengah perjalanan, dia bertemu dengan warga Desa Sangginora. AP kemudian diantar menuju ke kampungnya.

"Pada Minggu, 9 Agustus 2020, pukul 11.00 WITA, tim gabungan menjejaki di lokasi pondok kemudian menemukan jasad korban saudara AB dalam keadaan meninggal dunia dengan posisi menyamping dengan luka bacok di bagian leher dan punggung belakang," kata dia.

Baca juga: Polisi tangkap dua orang yang coba gabung ke kelompok MIT

Ia mengatakan saat ini Polda Sulawesi Tengah masih terus menyelidiki kasus itu. "Tim gabungan sudah mengikuti jejak OTK yang turun dari Pegunungan Tahiti menuju ke Perkebunan Temu selanjutnya menuju ke Perkebunan Rano Rano," ujar dia.

Sebelumnya, Kasubbid Penmas Bidhumas Polda Sulawesi Tenggara, Komisaris Polisi Sugeng Lestari, membenarkan ada peristiwa itu yang diduga dilakukan kelompok MIT. "Iya benar, hasil pemeriksaan sementara patut diduga kelompok MIT Poso,'' kata Sugeng Lestari dalam pesan singkatnya yang diterima di Poso, Minggu (9/8).

Pewarta: Fathur Rochman
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020