Ini jelas merupakan rebound yang sangat besar dan mengejutkan
New York (ANTARA) - Indeks-indeks utama Wall Street menguat pada akhir perdagangan Rabu (Kamis pagi WIB), menghentikan penurunan tiga hari beruntun karena investor melakukan aksi beli dari mundurnya saham-saham terkait teknologi, sehari setelah Nasdaq mengonfirmasi wilayah koreksi.

Saham Tesla Inc rebound 10,92 persen setelah mengalami penurunan persentase satu hari terbesar di hari sebelumnya, sementara Apple Inc, Microsoft Corp ,dan Amazon.com Inc, - tiga perusahaan publik AS teratas berdasarkan kapitalisasi pasar - masing-masing naik sedikitnya tiga persen.

Pemenang "tetap-di-rumah" lainnya seperti Facebook Inc dan induk perusahaan Google, Alphabet Inc juga naik, sehari setelah Nasdaq yang padat teknologi berakhir 10 persen di bawah rekor penutupan tertinggi 2 September, umumnya dikenal sebagai koreksi. Sektor teknologi Indeks S&P mencatatkan kenaikan persentase satu hari terbesar sejak 29 April.

Baca juga: Wall Street dibuka menguat dengan Indeks Dow Jones naik 254,52 poin

“Ini jelas merupakan rebound yang sangat besar dan mengejutkan,” kata Kepala Investasi Cresset Capital Management, Jack Ablin di Chicago.

"Di satu tingkat kelihatannya spekulatif tetapi di tingkat lain hampir defensif karena kami tahu perusahaan-perusahaan ini akan bertahan, tidak peduli apa yang dilontarkan COVID kepada kami."

Para analis juga mengatakan kemampuan Nasdaq untuk mempertahankan rata-rata pergerakan 50 hari, level dukungan teknis, adalah kunci dalam membalikkan arah pasar.

Baca juga: Harga emas naik, dipicu pelemahan dolar dan isu penundaan vaksin

Indeks Dow Jones Industrial Average melonjak 439,58 poin atau 1,6 persen, ditutup pada 27.940,47 poin. Indeks S&P 500 terangkat 67,12 poin atau 2,01 persen, menjadi berakhir di 3.398,96 poin. Indeks Komposit Nasdaq ditutup bertambah 293,87 poin atau 2,71 persen, menjadi 11.141,56 poin.

Kenaikan persentase menandai kinerja satu hari terbaik untuk Indeks S&P sejak 5 Juni, Indeks Nasdaq sejak 29 April, dan Indeks Dow Jones sejak 14 Juli.

Saham-saham AS telah menjadi rentan terhadap volatilitas karena kepemimpinan pasar telah menyempit selama tahun ini menjadi beberapa saham terkait teknologi kelas berat, ketika para pedagang menawar saham mereka dalam reli yang memicu rebound yang dipimpin Nasdaq untuk Wall Street dari posisi terendah pandemi pada Maret.

Baca juga: Dolar AS terjungkal dari level tertinggi 4 minggu, euro kian menguat

Kemunduran baru-baru ini juga telah didorong oleh kekhawatiran bahwa penjual call options atau opsi beli akan melepas sejumlah besar saham yang mereka beli sebagai lindung nilai selama reli.

Laporan media pekan lalu mengatakan SoftBank Group Corp telah membuat taruhan besar pada derivatif ekuitas yang terkait dengan perusahaan teknologi.

Sebagai tanda meningkatnya kegelisahan tentang posisi saham teknologi, kemiringan, ukuran permintaan untuk opsi jual protektif sehubungan dengan opsi beli, telah meningkat tajam.

Baca juga: Harga minyak naik dari terendah 3 bulan, dibayangi kebangkitan Corona

Gejolak pasar diperkirakan akan meningkat lebih lanjut menjelang pemilihan presiden AS, dengan September dan Oktober juga secara historis merupakan bulan-bulan yang bergejolak dalam setahun.

Dalam pembalikan dari tiga sesi sebelumnya, pertumbuhan saham-saham melonjak 2,59 persen mengungguli kenaikan 1,13 persen pada nilai saham-saham.

Baca juga: Saham Spanyol "rebound," Indeks IBEX 35 ditutup terangkat 0,95 persen

Baca juga: Saham Inggris bangkit, Indeks FTSE 100 melonjak 1,39 persen


Pelaku pasar mengamati tanda-tanda pelebaran pasar yang didukung oleh data ekonomi yang membaik.

AstraZeneca Plc dapat melanjutkan uji coba untuk vaksin virus corona eksperimental minggu depan, Financial Times melaporkan, setelah pembuat obat Inggris itu menghentikan uji coba global vaksin COVID-19 eksperimentalnya. Namun, sahamnya yang tercatat di AS turun 1,96 persen.

Tiffany & Co jatuh 6,44 persen setelah raksasa barang mewah Prancis LVMH memperingatkan pihaknya akan mundur dari rencana pengambilalihan perusahaan perhiasan AS itu senilai 16 miliar dolar AS.

Baca juga: Kemarin, IHSG terkulai hingga penjualan ritel masih kontraksi

Baca juga: Saham Jerman naik tajam, Indeks DAX 30 melonjak 2,07 persen

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Risbiani Fardaniah
Copyright © ANTARA 2020