Jakarta (ANTARA) - Presiden Joko Widodo mengajak Gerakan Pemuda (GP) Ansor ikut menjaga ruang kebebasan di Indonesia.

"Saya berharap seluruh kader GP Ansor meneladani sikap terpuji para ulama untuk selalu tawasuth (moderat), tawazun (menyeimbangkan diri), itidal, tasamut (toleransi) tanpa menghilangkan semangat amar ma'ruf nahi munkar (menegakkan kebenaran dan mencegah kemungkaran)," kata Presiden Joko Widodo di Istana Kepresidenan Bogor, Jumat.

Presiden Jokowi menyampaikan hal tersebut dalam pembukaan Konferensi Besar XXIII Gerakan Pemuda Ansor Tahun 2020 melalui "video conference". Konferensi itu sendiri dilangsungkan di Kabupaten Minahasa, Sulawesi Utara.

"Sistem demokrasi di negara kita telah memberikan ruang untuk menyatakan pendapat namun ruang kebebasan itu justru sering dibajak untuk mengklaim dirinya yang paling benar dan yang lain dipersalahkan, lalu merasa berhak memaksakan kehendak karena merasa paling benar," ungkap Presiden.

Padahal dalam kehidupan demokrasi, perbedaan dalam kemajemukan pasti sebuah keniscayaan.

"Peta sejarah GP Ansor ini sangat relevan dengan kondisi negara yang majemuk, yang beragam dalam suku, agama dan budaya," ungkap Presiden.

Keragaman, menurut Presiden Jokowi, bukan kelemahan tapi kekuatan yang kalau disatukan dapat membuat negara dan bangsa Indonesia menjadi negara maju yang berdiri sejajar dengan negara-negara lain di dunia.

"GP Ansor telah teruji mampu menjadi perekat di tengah keragamaan dan perbedaan bahkan kehadiran banser GP Ansor telah ikut memberikan rasa aman bagi semua anak bangsa dalam menjalin tali persaudaraan, ini juga saya sampaikan apresiasi dan penghargaan yang tinggi," tambah Presiden.

Baca juga: Presiden Jokowi: GP Ansor mampu jadi perekat di tengah perbedaan

Menurut Presiden Jokowi, GP Ansor yang lahir dari rahim Nahdlatul Ulama yang mewarisi semangat para ulama, "hubbul wathon minal iman", mencintai tanah air adalah sebagian dari iman.

"Warisan semangat para ulama inilah yang membuat GP Ansor selalu dibutuhkan kehadirannya dalam kehidupan berbangsa dan negara dan ini telah dibuktikan GP Ansor dalam kiprahnya selama lebih dari setengah abad terus berdiri kokoh memainkan peran sebagai simpul kebangsaan," ungkap Presiden.

Presiden juga mengakui bahwa awalnya konferensi besar itu akan ditunda karena Indonesia sedang menghadapi pandemi.

"Namun ternyata pandemi membuka ruang percepatan inovasi teknologi sehingga konferensi besar bisa diselenggarakan dengan cara-cara yang baru yaitu dengan cara virtual," tambah Presiden.

Menurut Presiden Jokowi, konferensi besar dengan cara virtual telah menjadi sebuah kenormalan baru.

"Berbagai aktivitas sifatnya tatap muka langsung kita batasi dan digantikan dengan model interaksi dengan media daring. Saya yakin cara-cara baru ini tidak mengurangi semangat kita membicarakan masalah keumatan maupun soal-soal kebangsaan yang kita hadapi," tegas Presiden.

Baca juga: Presiden Jokowi akan buka Konbes GP Ansor di Minahasa secara virtual

Baca juga: Presiden ajak GP Ansor ringankan beban rakyat di masa pandemi COVID-19

Baca juga: Ansor Jateng desak polisi tangkap kelompok intoleran Solo

Baca juga: Ribuan relawan GP Ansor suka rela edukasi pencegahan COVID-19

Pewarta: Desca Lidya Natalia
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2020