Garut (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten Garut, Jawa Barat, mengingatkan seluruh aparatur desa sepanjang pantai selatan Garut agar meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman bahaya bencana alam gempa bumi dan tsunami di laut selatan Jawa untuk meminimalisasi risiko dampak dari bencana tersebut.

"Mengingatkan agar tetap waspada akan adanya bencana alam di negara wilayah kita," kata Wakil Bupati Garut Helmi Budiman saat rapat koordinasi dengan para camat dan para kepala desa di wilayah pesisir pantai selatan Garut di Aula Madrasah Aliyah Al-Maarif, Kecamatan Cikelet, Garut, Jumat.

Ia menuturkan rapat koordinasi untuk mengingatkan dan kesiapsiagaan daerah dalam menindaklanjuti hasil riset para ahli Institut Teknologi Bandung (ITB), bahwa akan adanya potensi gempa bumi yang dapat memicu tsunami hingga 20 meter.

Hasil riset para ahli itu, kata Helmi, menjadi perhatian serius Pemkab Garut sehingga harus melakukan sosialisasi terkait mitigasi bencana alam bagi aparatur pemerintah kecamatan maupun desa di wilayah pesisir pantai selatan Garut.

Baca juga: ITB: Potensi tsunami 20 meter terjadi jika dua segmen megathrust pecah

Baca juga: BNPB: Waspada potensi tsunami di selatan Jawa tinggi


"Ada tujuh kecamatan dan 22 desa di wilayah pesisir selatan," kata Helmi.

Ia menyebutkan, tujuh kecamatan itu yakni Cibalong, Pameungpeuk, Cikelet, Caringin, Mekarmukti, Pakenjeng, dan Bungbulang yang wilayahnya memiliki potensi bencana alam.

Ia berharap ancaman bencana itu diwaspadai, dan bersiap melakukan langkah mitigasi untuk mengurangi risiko bencana alam.

"Untuk itu kita sebagai hamba-Nya harus tetap sabar, berdoa, tetap tenang, dan waspada terhadap berbagai kemungkinan," katanya.

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Garut, Firman Karyadin menambahkan jajarannya akan terus mengedukasi masyarakat melalui berbagai kegiatan terkait upaya menghadapi ancaman kebencanaan.

Ia berharap, seluruh masyarakat selatan di Garut dapat bersama-sama mempersiapkan diri termasuk membuat jalur evakuasi untuk meminimalisasi dampak kerusakan maupun korban jiwa.

"Kepada masyarakat selatan Jawa khususnya, agar selalu waspada, paling tidak kita bisa bersama-sama mempersiapkan sarana prasarana untuk meminimalisir dampak kerusakan maupun korban," katanya.*

Baca juga: LIPI: gempa di Selatan Jawa 400 tahun lalu bisa berulang

Baca juga: Potensi tsunami akibat gempa Samudera Hindia Selatan Jawa

Pewarta: Feri Purnama
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2020