Jakarta (ANTARA News) - Direktur ProMega Center Mochtar Mohamad menilai Puan Maharani pantas menjabat wakil ketua umum PDIP karena ia memiliki potensi dan kapabilitas yang memadai untuk menempati posisi itu.

Mengenai Kongres ke-3 PDIP di Bali pekan depan, Mochtar di Jakarta Selasa mengatakan Kongres III PDIP semestinya mampu melakukan perubahan mendasar untuk memenuhi kebutuhan partai dalam menjawab tantangan masa depan.

Tantangan itu khususnya menghadapi pemilihan presiden (pilpres) dan pemilihan legislatif tahun 2014, katanya.

Mochtar mengatakan, perubahan mendasar yang patut diwujudkan itu terkait struktur kepengurusan dan perubahan paradigma.

Mochtar Mohamad mengusulkan agar kongres mengamanatkan adanya struktur baru, yaitu posisi wakil ketua umum (waketum). Posisi waketum itu diyakini akan membantu ketua umum terpilih membawa PDI Perjuangan sebagai partai modern yang berbasis kerakyatan.

"Posisi waketum ini memiliki potensi strategis untuk menghadapi tantangan dalam pertarungan politik pada tahun 2014. Ke dalam, posisi waketum ini menjadi momentum berjalannya proses alih generasi di tubuh partai," ujar Mochtar yang juga menjabat Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi periode 2010-2015.

Mochtar menyebut nama Puan Maharani sebagai figur PDIP yang pantas menempati posisi itu. Alasannya, figur Puan memiliki potensi dan kapabilitas yang memadai untuk posisi itu.

Mohtar mengatakan, munculnya nama Puan juga sudah melalui survei yang dilakukan Lingkaran Survei Indonesia (LSI) tahun 2009.

"Hasil survei itu menunjukkan mayoritas responden menghendaki PDI Perjuangan tetap dipimpin oleh kader yang berasal dari trah Bung Karno. Dari sejumlah nama yang muncul, nama Puan dominan," kata Mochtar yang pernah dipercaya sebagai Ketua Panitia Nasional Deklarasi Pasangan Capres-Cawapres Mega-Prabowo tahun lalu.

Selain itu, kata Mochtar, Puan memiliki basis sosial dan politik yang sudah teruji. Buktinya, Puan tampil menjadi calon legislatif yang meraih perolehan suara terbesar di tubuh PDI Perjuangan. Sedangkan dari 560 anggota DPR terpilih periode 2009-2014, perolehan suara Puan menempati urutan kedua setelah Edhie Baskoro alias Ibas.

Di daerah pemilihannya, Puan bisa mengalahkan kader unggulan yang diusung partai lain, seperti Hidayat Nurwahid. Artinya, Puan sudah teruji dalam pertarungan politik di pemilu legislatif sebagai kader yang berkualitas dan punya kemampuan yang bisa diandalkan.

"Apalagi Puan dikenal cerdas dan cantik," katanya.

Di internal PDI Perjuangan, Puan juga sudah mengalami berbagai proses yang signifikan untuk menguji kematangan berpolitik dan berorganisasi, termasuk posisinya yang sekarang menjadi ketua panitia pelaksana Kongres III PDI Perjuangan.

Sedangkan untuk posisi di luar waketum, Mochtar menilai, PDI Perjuangan juga memiliki kader yang loyal, berkualitas dan memadai seperti Ribka Tjiptaning, Maruarar Sirait, Effendi Simbolon, Ganjar Pranowo, Pramono Anung dan Tjahjo Kumolo.

"Perlu juga diperhatikan keterwakilan unsur perempuan dalam jajaran pengurus yang baru," katanya.

Mochtar menjelaskan, perubahan paradigma sepatutnya juga mewarnai semua keputusan hasil kongres yang diwujudkan lewat program dan strategi yang serius dan terukur dalam menghadapi kompetisi politik pada pilpres dan pemilu tahun 2014. Program dan strategi itu harus diuji secara periodik.

"Program dan strategi juga harus lahir sebagai hasil pemetaan masalah, sekaligus merupakan kombinasi persepsi publik dengan persepsi partai. Perubahan paradigma ini harus menjadi prioritas sebagai modal utama memenangkan pilpres dan Pemilu 2014," kata Mochtar.

(T.S023/U002/S026)

Pewarta:
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2010