... Mudah-mudahan. Kita berdoa tren tidak bertambah tinggi tapi melandai, karena kalau tren seperti ini (bisa) muncul luapan (jumlah pasien)...
Jakarta (ANTARA) -
RS Darurat Wisma Atlet, Kemayoran, Jakarta, mengalihfungsikan satu tower yang sebelumnya dimanfaatkan untuk isolasi mandiri menjadi tempat perawatan pasien positif Covid-19.
 
Kepala Sekretariat RS Darurat Covid-19 Wisma Atlet, Kolonel Laut (K) dr RM Tjahja Nurrobi MKes SpOT (K) Hand, di Jakarta, Senin, mengatakan, alih fungsi pemanfaatan tersebut mengingat tren kasus positif Covid-19 meningkat.
 
"Koordinator RS Darurat Covid-19, Mayor Jenderal TNI Dr dr Tugas Ratmono, memerintahkan kepada jajaran RS Darurat Wisma Atlet untuk mengalihfungsikan salah satu menara yang biasanya digunakan untuk isolasi mandiri yaitu Menara 4, untuk dipakai sebagai menara perawatan," kata dia.

Baca juga: Kapuskes TNI ingatkan masyarakat disiplin prokes agar COVID-19 mereda
 
Sehingga saat ini RS Darurat Wisma Atlet menyiapkan tiga menara untuk perawatan yaitu Menara 4, Menara 6, dan Menara 7 sedangkan Menara 5 tetap digunakan untuk isolasi mandiri.
 
Saat ini RS Darurat Wisma Atlet, kata dia, merawat sebanyak 3.500 pasien. Dengan kecenderungan kenaikan jumlah kasus itu, jumlah keterisian rumah sakit itu juga meningkat.

Baca juga: Meniadakan libur bersama agar COVID-19 mereda
 
Untuk, keterisian tempat perawatan isolasi mandiri, menurut dia, bahkan mencapai angka 80 persen dan hanya tersisa 20 persen untuk ruang perawatan pasien positif Covid-19.
 
"Sedangkan perawatan sudah mencapai 50-an persen. Dan untuk hotel-hotel isolasi mandiri, info kami dapatkan ada beberapa hotel yang sudah penuh juga, ini sudah hampir bahkan mencapai 100 persen, Dinas Parekraf atau Dinas Kesehatan DKI mau menambah (ketersediaan hotel isolasi)," katanya.

Baca juga: Menjaga asa kewarasan di tengah lautan pasien COVID-19
 
Untuk jumlah keterisian RS Darurat Wisma Atlet saat ini kata dia bukan dilihat tentang masalah persentasenya tetapi lebih pada soal percepatan pengisiannya.
 
"Mudah-mudahan. Kita berdoa tren tidak bertambah tinggi tapi melandai, karena kalau tren seperti ini (bisa) muncul luapan (jumlah pasien)," ujarnya.

Baca juga: RSDC Wisma Atlet gerak cepat hadapi kenaikan pasien COVID-19
 

Pewarta: Boyke Ledy Watra
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2020