Makassar (ANTARA) - Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Makassar, Sulawesi Selatan, kembali berduka diawal tahun 2021, satu dokter senior Prof dr. Nuraeny Malawat wafat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Wahidin Sudirohusodo, akibat terpapar Coronavirus Disease (COVID-19).

"Innalillahi wa inna ilaihi rojiun, telah berpulang ke rahmatullah senior, guru dan rekan sejawat kami, Prof dr. Nuraeny Malawat, SpKJ, di RSWS," tutur Ketua IDI Kota Makassar DR dr Siswanto Wahab, didampingi Humas IDI Kota Makassar, dr Wachyudi Muchsin, Rabu.

Ia mengatakan, gugurnya dokter senior Nuraeny Malawat, menambah deretan panjang pahlawan kemanusiaan tenaga kesehatan yang direnggut COVID-19 selama masa pandemi.

"Semoga Allah SWT mengampuni dosa-dosa beliau, diterima amal ibadah beliau, dan menempatkan di sisi-Nya. Amiin," tambah Siswanto.

Baca juga: Dokter di Kabupaten Magelang meninggal terkonfirmasi COVID-19

Data IDI Makassar, akhir tahun 2020, tercatat, tiga dokter di Makassar meninggal dunia. Dengan demikian sejak pandemi COVID-19, sudah ada sepuluh dokter di Makassar yang gugur, berjuang di garda terdepan melawan virus tersebut.

Tiga dokter anggota IDI Makassar meninggal, kata pria disapa akrab dokter Anto, yakni Dr Leonard Hasudungan,Dr Robert Vincentius Philips dan Dr Nasriyadi Nasir. Ini menambah deratan panjang dokter anggota IDI Makassar gugur sebagai pahlawan kemanusiaan,

Dengan makin banyaknya, dokter yang gugur, kata dia, harusnya makin menyadarkan masyarakat agar tidak menganggap remeh virus ini. Bahkan kini tingkat penyebarannya lebih massif akibat klaster Pilkada (Pemilihan Kepala Daerah) dan klaster liburan panjang akhir tahun 2020.

Untuk itu, IDI Kota Makassar mengimbau agar tetap waspada serta disiplin protokol kesehatan 3 M (memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak) sebab Makassar masuk zona merah, sehingga kebijakan pelonggaran aktivitas bisnis, perkantoran, sosial, dan pendidikan perlu diperketat kembali.

"Dengan mematuhi 3 M itu, upaya yang paling efektif dan efisien bisa kita lakukan dalam menekan laju penularan COVID-19," tegasnya.

Baca juga: IDI catat 237 dokter meninggal karena COVID-19 sampai akhir 2020

Apalagi, menurut dia, saat ini tingkat penularan kembali melonjak dan jumlah pasien yang membutuhkan perawatan juga semakin banyak. Belum lagi adanya varian baru virus corona atau SARS-CoV-2 yang ditemukan di Inggris lebih menular. Ia menyebut, penularan varian baru virus corona B117 ini, bisa mencapai 70 persen lebih berbahaya.

"Okupansi ruang isolasi di Makassar sudah di atas 85 persen dan ICU (unit perawatan intensif) di atas 80 persen. Daerah-daerah lain juga sama saja, pasiennya terus bertambah karena penularannya tinggi,"sebut dia.

Dokter Anto menjelaskan, tingginya penularan Covid-19 di Indonesia juga dapat dilihat dari data awal tahun kembali pecahkan rekor positivity rate mencapai 29,5 persen. Data harian positivity rate Indonesia ini sudah lima kali jauh lebih tinggi dari ambang maksimal yang disarankan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sebesar 5 persen.

Sejak September 2020, kata dia, IDI Makassar sudah mengingatkan bahayanya, terbukti kenaikan melonjak tajam selama Desember 2020 dibandingkan dengan bulan sebelumnya. Awal tahun 2021 di Sulsel, peningkatan pasien juga naik perharinya mulai 1-5 Januari di atas 500 hingga tembus 600 pasien baru, dan hari ini, 6 Januari terdata 463 kasus baru di mana Kota Makassar sebagian episentrumnya.

"Penularan COVID-19 dikhawatirkan diprediksi semakin meningkat usai liburan Natal 2020 dan Tahun Baru 2021. Oleh karena itu, IDI Kota Makassar mendukung pemerintah untuk pengetatan protokol kesehatan hingga kurva positif COVID-19 menurun," harap dia.

Baca juga: Angka kematian nakes akibat COVID-19 memuncak di Desember
Baca juga: Dua dokter IDI Makassar gugur melawan COVID-19

 

Pewarta: M Darwin Fatir
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2021