Jakarta (ANTARA) - Satuan Tugas Penanganan COVID-19 mengakui realisasi harian vaksinasi belum sesuai ekspektasi karena terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan dan belum sempurnanya sistem informasi data untuk proses vaksinasi.

“Sejauh ini beberapa kendala pemerintah adalah terbatasnya jumlah fasilitas kesehatan, belum sempurnanya sistem informasi data untuk vaksinasi dan alur komunikasi untuk masyarakat,” kata Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito dalam telekonferensi pers di Jakarta, Selasa.

Wiku berjanji pihaknya akan terus mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi untuk perbaikan ke depan.

“Pemerintah terus mengevaluasi pelaksanaan vaksinasi sebagai input untuk memperbaiki ke depannya,” ujar dia.

Baca juga: Pemerintah cermati sindikat internasional pemalsu vaksin COVID-19

Baca juga: Satgas COVID-19: Posko desa efektif perkuat PPKM Mikro


Berdasarkan data Satgas Penanganan COVID-19, sejak program vaksinasi pemerintah dimulai pada 13 Januari 2021 atau dua bulan lalu, pemerintah sudah menyuntikkan dosis pertama vaksin kepada 3.337.026 orang hingga Selasa ini. Sedangkan dosis kedua sudah diberikan kepada 1.197.772 orang.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada akhir Januari 2021 lalu mengutarakan harapannya agar Indonesia bisa melakukan vaksinasi COVID-19 terhadap satu juta orang dalam satu hari. Presiden mengatakan Indonesia punya modal layanan kesehatan yang baik.

Presiden mengatakan ada 30 ribu juru vaksin di Indonesia. Para petugas vaksin itu, kata Jokowi, telah terbiasa melakukan imunisasi setiap tahun.

"Hitung-hitungan 30 ribu juru vaksin, satu hari bisa kerjakan 30 orang divaksinasi. Sehari artinya sudah hampir 1 juta. Ini angka yang besar sekali," kata Presiden Jokowi di Jakarta, Kamis (21/1).*

Baca juga: WNA dapat ikut program vaksin gotong-royong

Baca juga: Pemerintah buka ruang swasta untuk kejar produksi vaksin


Pewarta: Indra Arief Pribadi
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2021