Para penyandang disabilitas juga membutuhkan pendampingan agar lebih berdaya. Misalnya, mereka yang tuna netra mempunyai keahlian pijat.
Kediri, Jatim (ANTARA) - Badan Pembangunan Internasional Amerika Serikat (USAID)​ bekerja sama dengam Himpunan Wanita Disabilitas Indonesia (HWDI) Kota Kediri, Jawa Timur, memfasilitasi pelatihan bagi penyandang disabilitas di kota ini agar lebih berdaya, terlebih lagi di masa pandemi COVID-19.

"Kami melakukan kerja sama dengan pemda dan kami berharap bersama-sama bisa membangun skill. Mereka sudah melakukan usaha, bagaimana bisa menggunakan kreativitas. Mereka bisa bangun inovasi dari potensi yang mereka miliki," kata Direktur Proyek JAPRI (Jadi Pengusaha Mandiri) PWD (People With Disability) Mangapul Sinaga di Kediri, Selasa.

Ia mengatakan untuk saat ini pelatihan diperuntukkan bagi mentor. Ada 12 orang di Kediri yang dapat pelatihan training of trainer (TOT) agar mereka bisa mendampingi para disabilitas untuk berdaya. Pelatihan digelar selama tiga hari di sebuah hotel wilayah Kota Kediri, mulai Senin (8/3) 2021.

Ia menambahkan, para penyandang disabilitas juga membutuhkan pendampingan agar lebih berdaya. Misalnya, mereka yang tuna netra mempunyai keahlian pijat.

Saat pandemi COVID-19, mereka diajarkan untuk juga menerapkan protokol kesehatan seperti ada penyanitasi tangan, masker untuk memijat pelanggannya, sehingga saat pandemi pun juga pelanggan tetap bisa memanfaatkan jasa memijatnya.

"Jadi ini kan protokol kesehatan dengan era normal baru. Prosedur yang harus disesuaikan dengan konteksnya dan akan digali bersama mereka apa yang harus disesuaikan di pandemi COVID-19 ini," katanya.

Program JAPRI-PWD ini juga diselenggarakan di sejumlah daerah wilayah Jatim. Selain Kediri, juga ada Surabaya hingga Sidoarjo. Setiap daerah ada 12 orang mentor yang akan mendampingi para disabilitas. Ditargetkan peserta se-Jatim ada 1.000 orang.

Sementara itu, Ketua HWDI Kota Kediri Munawaroh juga mengapresiasi program ini, karena sangat membantu bagi penyandang disabilitas.

"Kami apresiasi karena disabilitas perempuan pun juga rentan isu apapun, terutama bidang ekonomi. Dengan program ini, teman-teman bisa meningkatkan usaha yang sudah berjalan selama ini dan tetap kreatif, bisa meningkatkan ekonomi," katanya.

Ia juga berharap para penyandang disabilitas terutama di Kota Kediri untuk tetap bersemangat. Kendati ada keterbatasan, tetap bisa berkarya.

Pemerintah, kata dia, juga sangat membantu selama ini. Selain diberi usaha, Pemkot Kediri juga memberikan bantuan usaha sesuai dengan kebutuhan dan keterampilannya.

Kepala Bidang PPMPI, Bappeda Kota Kediri Erwin mengatakan Pemerintah Kota Kediri mendukung penuh atas terselenggaranya kegiatan tersebut.

Ia berharap melalui kegiatan ini, teman-teman penyandang disabilitas di Kota Kediri dapat lebih berdaya dengan cara berwirausaha.

"Acara ini sangat positif sekali, mengajarkan nilai-nilai berwirausaha untuk teman-teman dengan keterbatasan/ disabilitas. Hal ini membuktikan bahwa keterbatasan bukan berarti penghalang untuk berkreatifitas," katanya.

Selain itu, Pemerintah Kota Kediri menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi dan mendukung penuh jalannya acara yang digawangi oleh USAID ini, demikian Erwin.

Baca juga: DPP HWDI desak DPR sahkan RUU PKS

Baca juga: Diskriminasi kerja masih dialami penyandang disabilitas

Baca juga: Penyandang disabilitas adalah orang normal dengan keterbatasan


 

Pewarta: Asmaul Chusna
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2021