saat ini sudah memasuki musim kemarau, cuaca pada umumnya cerah berawan
Kupang (ANTARA) - Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan wilayah Nusa Tenggara Timur (NTT) sudah mulai memasuki musim kemarau 2021 pada 23 zona musim (zom).

"Wilayah NTT berdasarkan prakiraan musim dari Stasiun Klimatologi Kupang saat ini sudah memasuki musim kemarau, cuaca pada umumnya cerah berawan," kata Kepala BMKG Stasiun El Tari Kupang Agung Sudiono Abadi di Kupang, Selasa, terkait musim kemarau 2021 di NTT.

Baca juga: BMKG: Seroja, siklon tropis terkuat kedua setelah Kenanga

Pada Maret 2021 tercatat dua zona musim (8,7 persen) sudah memasuki awal musim kemarau 2021 yakni zom 249 dan 250 yang meliputi wilayah Flores Timur bagian utara dan Adonara, Solor dan Lembata.

Sementara pada April 2021, tercatat 20 zom (87 persen) sudah memasuki musim kemarau dari 23 zom di Nusa Tenggara Timur (NTT), antara lain zom 247, 248, 251-258 dan 263 yang meliputi sebagian Sikka bagian selatan dan utara, Flores Timur bagian barat daya.

Baca juga: BMKG imbau warga NTT tak percaya informasi badai Seroja susulan

Wilayah lain adalah Alor pantar, Sumba Barat Daya, Sumba Tengah, Sumba Timur bagian tengah, Sabu Raijua, Rote Ndao, Kota Kupang, Kabupaten Kupang bagian barat, Timor Tengah Utara dan Belu bagian utara.

Pada Mei 2021, diprakirakan hanya ada satu zona musim yang memasuki musim kemarau yakni zom 242 yang meliputi wilayah Manggarai Barat bagian utara, Manggarai, Manggarai Timur dan Ngada bagian utara.

Baca juga: Tujuh titik panas terdeteksi BMKG di Nusa Tenggara Timur

Diprakirakan puncak musim kemarau di NTT akan berlangsung pada bulan Agustus 2021 mendatang.

Jika dibandingkan terhadap rata-ratanya selama 30 tahun (1981-2010), maka awal musim kemarau 2021 diprakirakan di sebagian besar daerah Nusa Tenggara Timur mundur dari rata-rata.

Dia menambahkan, saat ini arah angin bertiup dari Timur-Tenggara dengan kecepatan bervariasi antara 10-40 km per jam.

Baca juga: BMKG: informasi adanya tsunami di NTT tidak benar

Kecepatan angin sedikit meningkat dibanding pada musim hujan karena adanya perbedaan tekanan udara antara yang signifikan antara Australia dan Asia.

Namun kondisi ini masih dalam kategori normal seperti musim kemarau pada umumnya di wilayah NTT, kata Agung Sudiona.

Baca juga: BMKG: Siklon tropis seroja buktikan bahwa perubahan iklim itu nyata

Pewarta: Bernadus Tokan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021