Semarang (ANTARA News) - Aksi demonstrasi ratusan mahasiswa Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Walisongo Semarang terkait pemilihan dekan fakultas tersebut, Rabu, diwarnai kericuhan.

Aksi demo menuntut dilibatkannya mahasiswa dalam pemilihan Dekan Fakultas Ushuluddin IAIN Walisongo Semarang tersebut sebelumnya berlangsung dengan tertib, namun tiba-tiba terjadi aksi dorong.

Para mahasiswa memaksa menyegel ruang pemilihan di tengah berlangsungnya proses pemilihan Dekan Fakultas Ushuluddin, namun dihalangi pihak keamanan kampus yang menyebabkan aksi dorong dan suasana yang cukup tegang.

Papan nama dan beberapa pot bunga yang berada di depan kantor Dekan Fakultas Ushuludin pecah dan roboh berserakan akibat kericuhan mahasiswa dan keamanan kampus tersebut, namun setelah itu suasana kembali kondusif.

Dekan Fakultas Ushuludin, Ahmad Muhayya akhirnya mau bertemu dengan perwakilan mahasiswa untuk mengajaknya berdialog dan menyampaikan aspirasi. Dialog antara pihak dekanat dan mahasiswa berlangsung baik, meski sempat alot.

Menurut koordinator aksi yang menamakan diri Aliansi Pejuang Kedaulatan Mahasiswa, Mafduh, aksi yang mereka gelar dilakukan untuk mendorong pihak kampus melibatkan mahasiswa dalam keanggotaan senat.

"Ketidakikutsertaan mahasiswa dalam keanggotaan senat membungkam suara dan daya nalar kritis mahasiswa secara perlahan, apalagi keanggotaan senat tersebut sangat menentukan dalam pemilihan dekan," katanya.

Ia menyebutkan ada tiga tuntutan yang dilayangkan kepada pihak kampus, yakni melibatkan unsur mahasiswa dalam keanggotaan senat dan menolak pemilihan dekan dan rektor yang tidak melibatkan mahasiswa.

Kemudian, kata dia, pihaknya juga menolak Keputusan Menteri Agama Nomor 38/2008, terutama Pasal 24 dan 30, karena mengatur tentang tidak dilibatkannya mahasiswa dalam keanggotaan senat.

Mafduh mengatakan mahasiswa merupakan bagian integral dalam kehidupan kampus dan salah satu pilar civitas akademika, namun justru tidak dilibatkan dalam elemen paling vital, yakni menentukan pucuk pimpinannya.

Sementara itu, Dekan Fakultas Ushuluddin, Ahmad Muhayya mengaku sangat menyayangkan sikap para mahasiswa tersebut dan merasa kecewa, sebab aksi demo tetap ada "rule of game" sehingga tidak terkesan asal demo.

"Kalau mahasiswa saya (Fakultas Ushuluddin, red.) tidak mungkin sebanyak itu, tetapi yang jelas saya tidak suka dengan aksi demo seperti ini. Sepertinya aksi demo ini bukan murni dari mahasiswa," kata Muhayya. (ZLS/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2010