Jakarta (ANTARA) - Liga Bola Basket Indonesia (IBL) 2021 yang akan memasuki rangkaian partai final mulai Kamis (3/6) besok diyakini oleh Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah mampu menjawab dua keraguan yang sempat muncul.

Keraguan pertama yakni terkait dengan daya tarik kompetisi mengingat musim ini klub-klub IBL tidak diperkuat pemain asing, setelah liga sejak 2017 selalu kedatangan pebasket impor.

Memang ada nama Jamarr Andre Johnson di Louvre Dewa United Surabaya dan Ebrahim Enguio Lopez di NSH Mountain Gold, tetapi keduanya sudah lama pindah kewarganegaraan Indonesia.

"Jika ditilik dari statistik sejauh ini baik itu field goals, three-point, maupun free throw semuanya hanya turun satu persen dibandingkan musim sebelumnya," kata Junas dalam jumpa pers virtual, Rabu.

"Ini memperlihatkan pesimisme bahwa tanpa pemain asing liga tidak akan menangis sama sekali tidak benar," ujarnya menambahkan.

Baca juga: Final IBL bakal jadi puncak hiburan musim ini

Seturut data IBL sejak fase reguler dimainkan mulai 10 Maret hingga babak semifinal rampung pada Minggu (30/5) kemarin, prosentase kesuksesan tembakan terbuka atau field goals mencapai angka 39 persen.

Lantas akurasi percobaan dua poin 46 persen, tripoin 27 persen dan lemparan bebas 62 persen.

Absennya pemain asing juga membuat talenta basket lokal kian leluasa memamerkan kebolehan mereka, dalam hal dunk misalnya tercatat sepanjang musim ini sudah 29 kali dilakukan.

"Itu angka dunk tertinggi di liga ini sepanjang sejarah dilakukan oleh para pemain lokal," kata Junas.

Selain itu, kendati situasi pandemi COVID-19 memaksa liga digelar tanpa penonton langsung, IBL mencatatkan rata-rata 146.900 putar setiap pertandingan yang memang disajikan langsung di kanal video YouTube.

"Angka engagement rate kami juga mencapai 42 persen, memperlihatkan ketertarikan dan keterlibatan para penggemar basket justru meningkat di tengah pandemi," ujar Junas.

Baca juga: Jadi MVP IBL 2021, Jamarr Andre Johnson cetak sejarah


Saling Jaga

Keraguan kedua yang membayangi IBL 2021 adalah ancaman keberhasilan penerapan protokol kesehatan selama kompetisi bola keranjang profesional itu dilangsungkan.

Keraguan itu, sempat memaksa musim 2020 harus dihentikan lebih awal karena izin dari kepolisian tidak pernah keluar dan juga membuat musim 2021 sendiri harus tertunda jadwalnya.

Nyatanya, IBL yang gencar mengkampanyekan ketaatan protokol kesehatan pencegahan COVID-19 kepada para penggemarnya dengan slogan Saling Jaga, sukses menggelar musim tanpa ada gangguan signifikan dari virus itu.

"Kami memulai musim 2021 dengan pertaruhan apakah bisa berhasil dari sisi protokol kesehatan," kata Junas.

"Memang di awal Januari cukup tinggi ada 69 kasus. Tetapi dilihat grafiknya terus turun dan dalam lima tes terakhir selalu nol," ujarnya melengkapi.

Baca juga: Menpora apresiasi penerapan prokes di gelembung IBL
Baca juga: Erick Thohir: Kompetisi IBL gambaran sukses industri olahraga


Data IBL menyebutkan dalam tes sepanjang persiapan dan penyelenggaraan fase reguler yang diawali pada 7 Januari terdapat 69 temuan kasus positif COVID-19 di antara 473 orang terdiri dari panitia, pemain, pelatih, staf, wasit dan ofisial.

Angka itu turun drastis jadi 16 pada 1 Maret, atau sekira sembilan hari sebelum musim reguler bergulir, sembilan pada 6 Maret, tujuh pada 8 Maret, satu pada 16 Maret dan nol pada 1 April atau sepekan sebelum musim reguler berakhir.

Lantas sejak fase playoff bergulir yang hanya diikuti total 267 orang, semua tes COVID-19 sama sekali tidak menemukan adanya kasus positif, terlebih seluruh pemain dan pelatih mengikuti vaksinasi sebelum dan saat berada di gelembung.

Baca juga: Seluruh peserta jalani tes PCR pertama jelang playoff IBL 2021
Baca juga: Playoff IBL 2021 tetap digelar tanpa penonton


"Ini harus kita buka, bahwa ini semua bukan hanya berkat perjuangan dari liga, tetapi juga komitmen para pemain, pelatih, ofisial dan semuanya, bahwa COVID-19 bisa kita kalahkan," kata Junas.

"Bahwa kita masih bisa beraktivitas selama mematuhi protokol kesehatan yang ketat dan terus Saling Jaga," tutupnya.

IBL 2021 akan memasuki rangkaian final yang mempertemukan Pelita Jaya Bakrie Jakarta melawan Satria Muda Pertamina Jakarta di Mahaka Square Arena, Jakarta, dengan gim pertama dimainkan pada Kamis (3/6) besok.

Baca juga: Data dan fakta final IBL 2021: Pelita Jaya vs Satria Muda
Baca juga: Pelita Jaya dan Satria Muda sama-sama ngotot cuma mau main dua gim

Pewarta: Gilang Galiartha
Editor: Teguh Handoko
Copyright © ANTARA 2021