karena lebih mahal yang 'virgin', maka akan ada lebih banyak 'demand' untuk barang daur ulang
Jakarta (ANTARA) - Direktur Eksekutif Gerakan Indonesia Diet Kantong Plastik Tiza Mafira mengatakan instrumen pelarangan penggunaan plastik sekali pakai dan penerapan cukai plastik di hulu, dapat mendorong peningkatan permintaan produk daur ulang plastik.

"Sebenarnya instrumen pelarangan tersebut banyak dampaknya, cukup memperoleh dampaknya," ujar Tiza dalam diskusi virtual film dokumenter "Pulau Plastik" dipantau dari Jakarta pada Sabtu.

Tiza menjabarkan bahwa di Bali, yang melarang penggunaan tiga jenis plastik sekali pakai, telah membuahkan hasil dengan terjadi penurunan 51-57 persen untuk penggunaan kantong plastik dan sedotan serta styrofoam masing-masing sekitar 70 persen penurunan.

Baca juga: Ketua DPD RI dorong edukasi soal daur ulang sampah plastik

Meski demikian dia mengakui masih banyak tantangan untuk benar-benar menekan penggunaan plastik dengan masih adanya pihak yang belum mematuhi secara penuh aturan tersebut.

"Tinggal didukung dengan penegakan hukum yang lebih bagus dan sebagainya," jelas Tiza, yang juga menjabat sebagai Associate Director Climate Policy Initiative (CPI).

Selain Bali, Provinsi DKI Jakarta juga sudah menetapkan larangan penggunaan kantong plastik sekali pakai di pusat perbelanjaan, toko swalayan dan pasar rakyat. Untuk kota, sampai Januari 2021 terdapat 39 kota yang melakukan pembatasan penggunaan plastik.

Baca juga: CSO surati 8 CEO e-commerce minta tidak gunakan plastik sekali pakai

Terkait rencana pemerintah untuk menerapkan cukai terhadap produk plastik, Tiza mengatakan dampak dari cukai itu akan lebih terasa jika diterapkan di hulu dari rantai pasokan produk plastik atau terhadap bijih plastik murni.

Dengan langkah itu maka harga bijih plastik hasil dari daur ulang akan dapat bersaing dengan biji plastik murni.

"Ketika recylcle lebih kompetitif, karena lebih mahal yang virgin, maka akan ada lebih banyak demand untuk barang daur ulang. Jadi sistem collection sampah kita jadi lebih jalan," demikian Tiza.

Baca juga: KLHK: Timbulan sampah plastik di laut turun beberapa tahun terakhir

Baca juga: LIPI sebut kepadatan sampah plastik di Teluk Ambon meningkat

 

Pewarta: Prisca Triferna Violleta
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2021