Tanjungpinang (ANTARA News) - Sepuluh orang mahasiswa asal Provinsi Kepulauan Riau masih berada di Mesir dan dilaporkan dalam keadaan was-was karena belum bisa dipastikan kapan dipulangkan ke Indonesia.

"Putra saya, dan teman-temannya dalam kondisi baik, tetapi was-was," kata Halimah Umar, 53 tahun, ibu dari M Arif Hudayah, alumnus mahasiswa Universitas Al-Azhar, Senin, di Tanjungpinang.

Sementara orang tua dari mahasiswa yang kuliah di Mesir sejak pekan lalu hingga Senin masih terus menjalin komunikasi dengan menggunakan fasilitas "yahoo messenger".

Halimah mengatakan, seorang mahasiswi asal Batam yang kuliah di Mesir telah dipulangkan ke daerah asalnya baru-baru. Sementara 10 mahasiswa lain masih bertahan di Mesir.

"Kami berharap tidak hanya putra kami yang dipulangkan ke Indonesia, melainkan juga seluruh warga Indonesia yang berada di Mesir," ungkap Halimah.

Setiap hari Halimah beserta suaminya, Marwin Jamal, berkomunikasi dengan Arif, yang berniat kembali melanjutkan pendidikannya di Mesir. Saat ini, Arif beserta sembilan rekannya dalam kondisi baik.

Namun sekarang mereka merasa ketakutan sejak terjadinya aksi unjuk rasa di Indonesia yang mendukung desakan agar Presiden Mesir Hosni Mubarak melepaskan jabatan.

Beberapa rekan Arif diperiksa oleh Kepolisian Mesir sehubungan dengan aksi demonstrasi yang dilakukan di Indonesia.

Padahal sebelumnya, warga Kepri yang kuliah di Mesir merasa aman, meski unjuk rasa berlangsung rusuh. Unjuk rasa di Indonesia yang menentang pemerintahan Hosni Mubarak merugikan warga Indonesia yang masih berada di Mesir.

"Aksi unjuk rasa yang menuntut Hosni Mubarak mundur dari jabatannya membuat warga Indonesia yang kuliah di Mesir merasa ketakutan," ungkap Halimah yang sempat berkomunikasi dengan rekan-rekan Arif di Mesir.

(KR-NP/A013/S026)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011