ini merupakan wujud komitmen dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045
Jakarta (ANTARA) - Kongres Wanita Indonesia (Kowani) meraih penghargaan dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) atas upaya percepatan penurunan stunting di Indonesia.

“Penghargaan ini diberikan atas kontribusi Kowani sebagai organisasi perempuan yang memberikan dukungan layanan gizi spesifik sekaligus sebagai pengarah dalam percepatan penurunan stunting di Indonesia,” ujar Ketua Umum Kowani, Dr Giwo Rubianto Wiyogo, di Jakarta, Selasa.

Dia menambahkan sebagai organisasi perempuan terbesar dan tertua di Indonesia sejak 22 Desember 1928 dengan 90 juta anggota perempuan, upaya percepatan penurunan stunting yang dilakukan oleh Kowani sejalan dengan tujuan pembangunan kesehatan dan paradigma sehat dan keluarga sehat berdasarkan hasil Kongres Kowani yang telah diselenggarakan sejak 3-5 Desember 2014 silam dengan menghasilkan dua keputusan penting di bidang kesehatan.

“Pertama, meningkatkan peran serta (partisipasi aktif) dalam mengupayakan terwujudnya derajat kesehatan masyarakat dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) seperti kebersihan diri dan lingkungan, gizi dan olah raga. Kedua, meningkatkan kesehatan secara berkelanjutan sejak janin, balita, remaja, dewasa hingga lansia,” terang dia.

Baca juga: Kowani sebut perlu kolaborasi untuk atasi permasalahan stunting
Baca juga: Kowani ingatkan peran perempuan sebagai Ibu Bangsa

Dalam merealisasikan program umum khususnya di bidang kesehatan berdasarkan hasil Kongres, Kowani pada 2018 telah bersinergi dalam melaksanakan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat dan mencegah Stunting.

“Ini merupakan wujud komitmen dalam menyongsong Indonesia emas tahun 2045 dan untuk melahirkan generasi dengan kualitas SDM unggul bebas stunting,” jelas dia.

Gerakan ibu bangsa percepatan penurunan stunting melakukan penggerakkan lini lapangan dengan partisipasi aktif dalam penguatan kesejahteraan keluarga dengan kelompok sasaran diantaranya remaja, calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak dengan usia 0-59 bulan melalui komunikasi, informasi dan edukasi (KIE) tentang kesehatan dan pengasuhan anak berbasis keluarga kepada seluruh 102 anggota organisasi Kowani, kepada Mitra Kowani BKOW dan GOW di seluruh Indonesia.

Pemerintah telah menetapkan 12 provinsi prioritas khusus percepatan penurunan stunting, dan Kowani telah melakukan intervensi pada 3 Provinsi prioritas diantaranya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB), Sumatera Utara dan Banten.

Baca juga: Wapres minta masalah gizi dihapuskan dari Indonesia pada 2030
Baca juga: BKKBN tunggu hasil SSGI 2022 Kemenkes pantau perkembangan stunting


Kowani juga melakukan MoU dengan Pita Putih Indonesia sejak 14 Oktober 2021 pada Gerakan Ibu Bangsa untuk Percepatan Penurunan Stunting melalui upaya penyelamatan anak dalam 1.000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) dari stunting dengan pemantauan dan dukungan untuk penanganan kasus gizi buruk, upaya perubahan norma tentang stunting dan membangun kemandirian remaja untuk kesehatan reproduksi, advokasi pada Pemda dan pemerintah desa serta pendampingan pada keluarga.

“Kami juga melakukan rapid assessment untuk percepatan penurunan stunting kepada 62 anggota organisasi dari 99 anggota organisasi kowani. Selain bekerja sama dengan PPI, Kowani juga bersinergi dan berkolaborasi dengan Ikatan Pekerja Sosial Masyarakat (IPSM), Asosiasi Obat Hewan Indonesia (ASOHI), dengan dunia usaha,” terang dia lagi.

Sejumlah upaya lainnya, diantaranya Kowani juga telah melaksanakan layanan gizi spesifik di 1.223 Posyandu Binaan Organisasi, BKOW dan GOW se-Indonesia dengan 3.400 kader penggerak terlatih, program peningkatan ketahanan keluarga di 754 RT/RW dan program peningkatan kapasitas kader penggerak di 512 Kabupaten/Kota.

Juga membuat e-book sebagai materi pelaksanaan kegiatan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, yang dapat diunduh di http://tiny.cc/ebookPPI22, mulai dari e-book mengenai kebersihan remaja, gizi remaja, remaja dan stunting, buku panduan ibu hamil, melahirkan dan nifas, buku saku untuk kesehatan ibu, cegah stunting sejak dini, sampai dengan peran ayah dan keluarga dalam peningkatan kesehatan anak dan pencegahan stunting. 

Baca juga: BKKBN: Kerja keras harus dilakukan guna turunkan prevalensi stunting
Baca juga: Kemenkes lakukan pendekatan spesifik masalah gizi untuk tekan stunting

 

Pewarta: Indriani
Editor: Budhi Santoso
Copyright © ANTARA 2022