Bogor (ANTARA News) - Jeruk pamelo Indonesia sangat potesial dikembangkan karena memiliki nilai perdagangan yang tinggi mendampingi grapefruit, mandarin, orange dan lemon.

"Karakteristik jeruk pamelo ini khas yakni berukuran besar, memiliki rasa segar dan daya simpan yang lama sampai empat bulan," kata Guru besar Institut Pertanian Bogor Profesor Slamet Susanto di Bogor, Jumat.

Profesor Slamet menjelaskan, keunggulan pamelo adalah beberapa kultivarnya hanya terdapat di Indonesia, jeruk ini juga mengandung gizi dan zat yang berkhasiat baik.

Dibanding dengan jeruk lain, kata dia, pamelo mempunyai bobot dan ukuran yang paling besar yakni berkisar antara 1-3 kg tergantung pada kultivar.

Umumnya buah pamelo mempunyai warna kulit hijau sampai kekuningan dengan warna daging buah bervariasi mulai dari putih, putih kemerahan, merah sampai merah tua.

"Jumlah bijinya juga bervariasi, ada yang berbiji banyak sampai tidak ada biji sama sekoli," katanya.

Lebih lanjut Profesor Slamet menjelaskan, pamelo memiliki kandungan metabolit primer dan kandungan zat berkhasiat yang tinggi dan termasuk jenis jeruk komersial yang kurang disukai CVPD.

"CVPD adalah sala satu penyakit mirip bakteri yang banyak menyerang tanaman jeruk," ujarnya.

Di Indonesia, ujar Slamet, plasma nutfah pamelo banyak ditemukan di berbagai daerah dengan nama daerah yang berbeda-beda dan dikenal sebagai kultivar lokal.

Saat ini tidak kurang dari 24 kultivar pamelo yang telah dikenal masyarakat. Namun, tidak semua kultivar yang diproduksi secara komersial hanya beberapa saja seperti `Magetan`, Nambangan, Raja, Ratu dan Sri Nyonya.

Produksi pamelo, kata dia, sangat rendah hanya sekitar 5 persen dari total produksi jeruk yang mencapai 2,2 juta ton pada 2010 (BPS 2012).

"Daerah pengembangannya juga terbatas, saat ini baru ada di Magetan, Pangkajene, dan Kepulauan serta Aceh yang menjadi sentra utama," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati
Editor: Aditia Maruli Radja
Copyright © ANTARA 2013