PBB, New York (ANTARA News) - Utusan PBB untuk Timur Tengah Robert Serry menyampaikan keprihatinannya mengenai serangkaian pengumuman tentang permukiman yang dikeluarkan oleh Israel selama beberapa pekan belakangan.

Tindakan tersebut akan membahayakan peluang perdamaian dalam pembicaraan yang berlangsung antara Palestina dan Israel, kata seorang juru bicara PBB, Rabu (13/11), lapor Xinhua.

Pada Selasa, Israel dilaporkan mengumumkan rencana untuk membangun 20.000 rumah baru di Tepi Barat Sungai Jordan, sehingga Palestina mengancam akan mengakhiri pembicaraan perdamaian yang dilanjutkan beberapa bulan lalu, setelah macet selama tiga tahun.

Serry, Koordinator Khusus PBB bagi Proses Perdamaian Timur Tengah, menyampaikan kekhawatiran mengenai peristiwa belum lama ini yang "tak bisa direndengkan dengan sasaran penyelesaian dua-negara --yang dirundingkan", kata Juru Bicara PBB Martin Nesirky dalam taklimat harian.

Menurut Nesirky, Serry bertemu dengan para perunding Palestina dan Israel dalam kesempatan terpisah pada Rabu, demikian laporan Xinhua.

Setelah perundingan dengan pemimpin perunding Israel Tzipi Livni, Koordinator PBB tersebut mengeluarkan pernyataan dengan mengatakan ia mengetahui bahwa "keputusan kemarin untuk merencanakan sangat banyak unit permukiman telah dihentikan".

"Pada saat sensitif ini, penting untuk menghindari tindakan negatif dan mendukung pembicaraan yang berlangsung guna memelihara kesempatan yang ada untuk mencapai penyelesaian dua-negara demi kepentingan rakyat Israel dan Palestina," kata pernyataan tersebut.

Untuk mencapai kesepakatan guna mengakhiri konflik selama beberapa dasawarsa, Israel dan Palestina melanjutkan pembicaraan langsung pada Agustus, setelah dihentikan pada 2010, ketika Israel menolak untuk memperpanjang pembekuan kegiatan permukimannya di wilayah Palestina yang diduduki.


Penerjemah: Chaidar Abdullah

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2013