Skenario Tuhan sangat unik.
Jakarta (ANTARA News) - Dewi Yull, penyanyi dan aktris terkenal Indonesia, mengungkapkan kisah hidupnya memiliki dua anak tuna rungu nan berprestasi.

"Saya seorang ibu yang dipercaya oleh Tuhan untuk dititipi dua anak tuli," kata Dewi Yull saat memperkenalkan diri dalam acara konferensi pers #dukungBISINDO di Jakarta, Kamis.

"Skenario Tuhan sangat unik. Saya ini penyanyi dan sudah menyanyi sejak kecil. Kemudian apa yang terjadi? Dua anak saya tidak pernah mendengar suara saya, artinya saya tidak boleh sombong. Walau demikian saya bersyukur dipercaya untuk melahirkan dan mendidik dua anak disabilitas oleh Tuhan," lanjutnya.

Dewi Yull memiliki tiga orang anak, anak pertama (almarhumah) Giska Puteri, seorang tuli. Anak kedua Rahma Putera, tumbuh normal, saat ini berkuliah di Fakultas Hukum Universitas Indonesia.

Anak ketiga, Panji Surya Putra, seorang tuli, saat ini berkuliah di Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI) dengan separuh beasiswa. Setiap minggunya mengajar sebagai instruktur bahasa isyarat di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Indonesia.

"Anak-anak  ini bagi saya adalah guru hidup saya, mereka mengajarkan tentang penerimaan, mereka mengajarkan tentang pembebasan dari tekanan sosial," kata Dewi Yull.

Ia menyadari bahwa keluarga yang diberikan anak dengan kekurangan fisik pasti akan tertekan secara sosial karena menurutnya masih banyak mitos-mitos yang berkembang bahwa keluarga yang diberikan anak dengan kekurangan adalah karena kutukan atau karena kesalahan, atau karena keturunan.

"Mitos-mitos itu saya pangkas habis pada saat saya menerima puteri saya yang lahir dengan ketidaksempurnaan, bahwa ada tugas yang Tuhan berikan kepada saya," ujarnya.

Dewi Yull melahirkan anak pertamanya, Giska, ketika ia baru berusia 21 tahun. Ia mengaku harus dewasa secara mendadak ketika mendapati kenyataan puterinya dalam usia 2 tahun tidak dapat mendengar.

"Awalnya saya bertanya kepada Tuhan "Why me?", "Kenapa harus saya?" tapi saya percaya bahwa Tuhan tidak pernah ingkar janji, mungkin ini terlalu religi, tapi itu pegangan saya ... bahwa Tuhan adalah sesuai dengan sangkaan kita," katanya.

Menurut dia, jika ia menghargai dan menghormati keberadaan anak-anaknya, maka Tuhan tidak akan mengabaikannya. Sebab Dewi harus bertugas mendidik, memberikan kasih sayang, memberikan perlindungan, dan pendidikan yang tepat.

"Tuhan, bahwa saya akan menuntut janji Tuhan tidak akan ingkar kalau anak ini akan membanggakan saya," ujar Dewi Yull.

Giska Puteri yang meninggal di usia 28 tahun dan telah memberikan seorang cucu untuk Dewi Yull merupakan seorang pelukis. Pameran tunggalnya yang memamerkan 60 lukisan, diselenggarakan pada tahun 1994 di usianya yang baru menginjak 12 tahun.

Panji Surya Putera (21) dipercaya mewakili Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) Indonesia dalam ajang IT di Bangkok dan pada Mei lalu mendapat kesempatan bertemu dengan Ratu Elizabeth II dan Prince Philip, Duke of Edinburgh mewakili penyandang tuna rungu dari Indonesia.

Memang tidak mudah mendidik seorang yang spesial, diperlukan kerja keras dan perjuangan.

"Ini semua tidak ada yang instan, saya mau berjuang mengobati ibu-ibunya dulu, yang paling dekat. Karena ibu yang mendapat tekanan paling berat, agar mampu menerima anak-anaknya dan mau terus tanpa lelah berjuang untuk memberikan pendidikan yang tepat kepada anak-anaknya," kata Dewi Yull.



Pewarta: Arindra Meodia
Editor: Ella Syafputri
Copyright © ANTARA 2014