Kudus (ANTARA News) - Bupati Kudus Musthofa menganggap festival film dokumenter Kudus 2014 merupakan salah satu strategi pemasaran kreatif terhadap sejumlah potensi yang ada di Kudus.

"Lewat festival film dokumenter tersebut diharapkan ajang promosi dan strategi pemasaran kreatif benar-benar membawa dampak positif," ujarnya saat memberikan sambutan pada malam penganugerahan festival film dokumenter Kudus 2014 di Hotel Gripta Kudus, Jumat malam.

Ia mengajak, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kudus untuk membiasakan diri membangun pola pemasaran kreatif terhadap sejumlah potensi yang ada, baik potensi ekonomi maupun budaya.

"Ke depan Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kudus juga lebih profesional dalam mempekenalkan potensi di Kudus," ujarnya.

Ia berharap, kegiatan tersebut akan menjadi tradisi baru di Kabupaten Kudus.

Pada kesempatan tersebut, Musthofa juga meminta Bagian Humas Setda Kudus untuk memperbaiki website milik Pemkab Kudus sehingga ketika ada yang mengunjungi bisa diketahui jenis kebudayaan serta potensi ekonomi untuk masing-masing daerah.

Sementara itu, Kepala Disbudpar Kudus Sunardi mengungkapkan peserta festival film dokumenter sebanyak 60 peserta yang menyerahkan materi lomba.

Adapun hadiah total sebesar Rp250 juta dengan rincian untuk terbaik pertama Rp100 juta, terbaik kedua Rp75 juta, terbaik ketiga Rp50 juta dan harapan terbaik Rp25 juta.

Terbaik pertama diraih peserta dari Wonosobo dengan judul Penyihir Bambu, kedua dari Semarang dengan judul Al-Quds Miyos, ketiga dari Surabaya dengan judul Joglo Pencu dan terbaik ketiga dengan judul Klitik Tanpa Titik dari Kudus.

Sementara juri pada festival film tersebut, yakni dari akademisi yang merupakan Dosen Indosiar Wiradana, Ketua Komite Film Dewan Kesenian Jateng Bambang Hengki, dan praktisi film dan publik figur Hariyanto.

Pewarta: Akhmad Nazaruddin Lathif
Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2014