Kudus (ANTARA News) - Pangan merupakan alat kebutuhan primer manusia selain sandang (pakaian) dan papan (tempat tinggal).

Inilah kebutuhan yang paling utama yang harus terpenuhi bagi kelangsungan hidup manusia.

Kudus merupakan salah satu kabupaten yang memiliki lahan pertanian yang cukup luas dan berpotensi bagi swasembada pangan. Bukan hanya tanaman padi, melainkan juga palawija.

Inilah yang menjadi bahasan dalam rapat koordinasi Dewan Ketahanan Pangan di Kudus.

Berlangsung di lantai 4 gedung Setda, Rakor ini dihadiri oleh Bupati Kudus H.Mustofa, Sekda dan asisten, Kepala Kantor Bulog Pati, Kepala kantor BPS Kudus, Kepala Kantor Ketahanan Pangan Kudus dan pejabat terkait, Rabu (24/12).

Dengan audiensi dari camat, kepala desa, serta pelaku bidang pertanian.

Dalam arahannya, Bupati Kudus menegaskan betapa pentingnya untuk menjaga ketahanan pangan di Kudus.
Saat ini menurutnya resi gudang yang ada tidak maksimal fungsinya.

Untuk hal ini, dirinya meminta kepada kepala desa melakukan koordinasi dengan Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) dan Kelompok Tani Nelayan Andalan (KTNA).

Mengenai rendahnya harga gabah/palawija hasil panen "tolong dicermati, ini masalahnya di mana? Koordinasikan kepada dinas terkait," pesan Bupati Kudus pagi itu.

Dinas yang dimaksudkan adalah Dinas Pertanian, Perikanan, Kehutanan, Dinas Perdagangan dan Pengelolaan pasar, serta Kantor Ketahanan Pangan.

Termasuk koordinasi mengenai optimalisasi fungsi resi gudang yang ada. Sehingga benar benar membawa manfaat bagi peningkatan kesejahteraan para petani.

Selain itu, bupati meminta kepada dinas terkait dan camat serta kades untuk mengoptimalkan potensi pertanian yang ada di Kudus.

Luasnya lahan ini harus membuahkan hasil pertanian dengan lebih baik. Apalagi tidak lama lagi bendung Logung akan segera selesai proses pembebasan lahan dan pembangunannya. Sehingga hasil pertanian untuk wilayah Jekulo dan Undaan bisa lebih optimal.

"Jadi ada tiga hal yang harus diperhatikan. Pertama optimalkan fungsi resi gudang. Kedua, tingkatkan hasil pertanian dari lahan-lahan unggulan di Kudus. Ketiga, camat, kades koordinasi dengan dinas terkait untuk kendalikan harga, hindari adanya broker," pesannya.

Kepala desa, tambahnya, merupakan bupati-nya desa. Jadi sudah seharusnya mengetahui segala permasalahan yang ada di desa. Termasuk dalam bidang pertanian ini.

Terakhir bupati mengajak untuk bekerja secara baik melayani masyarakat dengan tulus dan ihlas. Jika semuanya bisa berjalan sesuai aturan dan harapan, kesejahteraan bukanlah impian semata.

Editor: Copywriter
Copyright © ANTARA 2014