Banjarmasin (ANTARA News) - Wakil Wali Kota (Wawali) Banjarmasin Irwan Anshari mengatakan akan menindak tegas Pegawai Negeri Sipil (PNS) di lingkungan pemerintahannya yang berizajah palsu.

"Jika ada PNS yang masuk di pemerintahan kita dengan menggunakan izajah palsu akan ditindak sangat tegas," ujarnya, di Banjarmasin, Sabtu.

Tindakan tegas menurut dia, bisa diusulkan yang bersangkutan untuk diberhentikan, namun dengan bukti pasti menurut legalitas akademisi pegawai itu memang benar-benar menggunakan izajah palsu saat lulus seleksi CPNS.

"Tapi kalau dia pernah kuliah di suatu kampus resmi, lalu belakangan kampusnya sudah tutup, itu kan lain lagi ceritanya," ujar Irwan.

Sebab yang menurut dia seorang akademisi yang berijazah palsu itu tanpa pernah menempuh pendidikan di kampus tahu-tahunya menyandang gelar sarjana, baik S1, S2, dan S3, karena itu namanya sarjana abal-abal.

"Orang yang melakukan modus semacam ini memang harus ditindak, kalau perlu dipidanakan, karena melecehkan dunia pendidikan yang banyak orang harus menempuhnya dengan susah payah," tuturnya.

Dia menyatakan sangat mendukung langkah Kementerian Riset Teknologi dan Perguruan Tinggi RI yang mengungkap kejahatan peredar izajah palsu di tingkat perguruan tinggi.

"Bahkan kita sangat menyambut baik kalau penelitian izajah palsu ini hingga kelingkungan pemerintah daerah, termasuk di Pemkot Banjarmasin," tegasnya.

Namun dibalik itu, Irwan meyakini semua PNS di lingkungan pemerintahannya tidak mungkin ada yang masuk lewat izajah palsu, sebab sebelum mengikuti seleksi Calon Pegawai Negeri Sipil (CPNS) sudah mendapat seleksi administrasi yang ketat melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) setempat.

"Kan kalau mau masuk seleksi CPNS itu harus ada legalisir izajahnya, dan nilai akademisinya, pastinya akan ketahuan izajah tidak benar," ucapnya.

Sebelumnya, Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Kota Banjarmasin Husaini menyatakan, sebanyak 6 ribu lebih PNS di lingkungan pemerintah Kota Banjarmasin siap diperiksa ulang izajah saat mereka masuk CPNS, untuk memastikan tidak ada yang menggunakan izajah palsu.

Pewarta: Sukarli
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2015