Medan (ANTARA News) - Keluarga pasien di berbagai rumah sakit di Medan, Sumatera Utara, mengeluhkan sulitnya mendapatkan darah di Palang Merah Indonesia (PMI) dengan dalih stok darah pada Senin kosong. Wakil Ketua I PMI Medan, drg. Susyanto, ketika dikonfirmasi ANTARA News di Medan, Senin, mengakui kekosongan stok darah tersebut akibat kurangnya masyarakat yang mau mendonorkan darahnya. "Kondisi ini sangat riskan memang, apalagi jika ada masyarakat yang dalam kondisi kritis dan membutuhkan darah segera," katanya. Dia menjelaskan bahwa darah bukan benda sintetis yang bisa dihasilkan, tetapi merupakan produk tubuh manusia, sehingga cadangan darah hanya bisa dimiliki PMI, jika ada yang mendonorkannya. Idealnya untuk kota Medan setiap harinya harus tersedia 100 kantong darah, nyatanya kebutuhan itu tidak bisa tersedia, katanya. Ketua Unit Transfusi Darah (UTD) Kota Medan, dr.Hj.Asiah Yatim, yang dihubungi secara terpisah juga mengakui terjadi kekosongan darah di UTD Medan. "Lihat, kulkas penyimpanan darah di gudang UTD lagi kosong," katanya, sembari menunjukkan kulkas penyimpanan darah itu. Akibat kekosongan darah itu, sejumlah rumah sakit yang membutuhkan darah untuk pasien kritisnya terpaksa harus mencari pendonor dadakan. Darah dari pendonor dadakan itu dipastikan memerlukan waktu lebih lama, karena harus melalui tiga tahap, yakni mulai dari pemeriksaan darah, uji kesehatan dan uji cocok serasi darah yang prosesnya minimal sekira dua jam. Dengan lamanya proses itu, maka pertolongan untuk pasien kritis yang membutuhkan darah segera sangat tidak memungkinkan, katanya. UTD Medan mengharapkan, kesadaran masyarakat untuk mendonorkan darahnya akan semakin meningkat. Pada akhir bulan ini diharapkan PMI dan UTD Medan mendapat bantuan darah dari kegiatan donor darah yang dilakukan Pemuda Berdarah Jawa (Pendawa) Sumatera Utara. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2007