Jakarta (ANTARA News) - Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengimbau masyarakat untuk mewaspadai potensi banjir rob Rabu (8/6)-Kamis (9/6) di banyak tepian laut menilik dinamika cuaca yang diperkirakan akan cenderung kurang bersahabat.

"Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika memprediksi hingga dua hari ke depan, banjir akibat laut pasang atau rob masih akan terjadi di pesisir laut Samudera Hindia, khususnya di sekitar selatan Jawa, selatan Papua, Sumatera sebelah barat," kata Kepala Pusdatin dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho lewat keterangan tertulisnya yang diterima di Jakarta, Selasa.

Sutopo mengatakan beberapa wilayah pesisir di Indonesia mengalami banjir rob akibat laut pasang sehingga menimbulkan kerugian dan mengganggu aktivitas masyarakat.

"Sesungguhnya tidak ada yang istimewa dalam sejumlah banjir rob yang terjadi belakangan ini. Ini siklus pasang surut air laut biasa, hanya saja ada tekanan angin yang membuat gelombang jadi lebih tinggi dibandingkan sebelumnya," katanya.

Untuk kawasan pantai utara Jawa, kata dia, banjir rob lebih dominan disebabkan pengaruh faktor topografi dan naiknya muka air laut.

Banjir rob di Jakarta Utara disebabkan tanggul pantai di Pantai Marina Kelurahan Penjaringan yang tidak mampu menahan kekuatan air pasang. Saat ini rob masih menggenangi daerah di Marunda, Cilincing, Pelabuhan Muara dan Penjaringan.

Hal itu juga terjadi di Kabupaten Pekalongan, Jawa Tengah dengan banjir rob yang berlangsung sejak 27 Mei hingga sekarang. Sebanyak 891 jiwa warga masyarakat mengungsi di 11 titik pengungsian. Sekitar 5.937 unit rumah terendam banjir rob di Kecamatan Tirto, Wiradesa, Wonokerto dan Siwalan.

BNPB, lanjut dia, telah menyerahkan bantuan Rp565 juta kepada BPBD Kabupaten Pekalongan untuk pemenuhan kebutuhan dasar pengungsi. Di Kecamatan Adipala, Kabupaten Cilacap, banjir rob juga menyebabkan 590 jiwa masyarakat mengungsi.

Pewarta: Anom Prihantoro
Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2016