Sawahlunto, Sumatera Barat (ANTARA News) - Ribuan penduduk Kota Sawahlunto menghadiri peringatan 54 tahun wafatnya pahlawan nasional Muhammad Yamin di Kecamatan Talawi, Senin malam.

"Antusiasme masyarakat sudah terlihat sejak Senin siang dengan mengikuti sejumlah rangkaian perlombaan wafatnya tokoh nasional pencetus Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928 itu," kata ketua panita peringatan Syamsir, Senin malam.

Menurut dia, pada peringatan yang kedua kalinya diadakan itu panitia mencoba mengemas kegiatan dengan melibatkan generasi muda sebagai peserta demi lebih mengenalkan Muhammad Yamin sebagai salah seorang putra terbaik bangsa Indonesia yang gigih membela harkat dan martabat bangsa agar bebas dari penindasan penjajah.

Wali Kota Sawahlunto Ali Yusuf mengimbau masyarakat kembali merenungi nilai-nilai yang telah diwariskan Muhammad Yamin melalui karya-karyanya.

"Semasa hidupnya, beliau dikenang sebagai sosok yang juga dikenal sebagai seorang budayawan, ahli hukum konstitusi dan penulis yang ulung," kata dia.

Bahkan, tambahnya, karya-karya beliau memberi pengaruh pada pemikiran bagi para pemimpin bangsa hingga saat ini dalam membangun negara Indonesia yang berdaulat adil dan makmur, sebagaimana yang dicita-citakan para pendiri bangsa ini.

Kegiatan diawali dengan pembacaan ayat suci Alquran dan dilanjutkan dengan sambutan dari salah seorang peneliti Pusat Studi Konstitusi (PUSaKO) Fakultas Hukum Universitas Andalas, Charles Simabura SH MH serta dilanjutkan dengan doa dan dzikir bersama.

Meski dihadiri ribuan warga, gubernur atau wakil gubernur serta sejumlah kepala daerah di Sumatera Barat  tidak terlihat menghadiri acara ini, padahal panitia sudah mengundang mereka.

Agustus lalu, Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa mengajak generasi muda meneladani sikap kepahlawanan Muhammad Yamin.

"Sejarah telah mencatat jejak kegigihan perjuangan beliau dalam menyatukan semangat pemuda yang terlihat dari riwayat hidup sejak ia merintis gerakan pemuda Jong Sumatera," kata Khofifah waktu itu.


Pewarta: Junisman
Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2016